Sebagai anggota Hamas, Meshaal harus berhadapan dengan berbagai tantangan seperti pernah ditahan oleh pemerintah Yordania karena menganggap organisasinya melakukan aktivitas ilegal.
Dia ditahan bersama dengan pemimpin elit Hamas lainnya seperti Mousa Abu Marzook.
Masuk pada tahun 2017, terjadi perubahan pucuk pimpinan Hamas di mana Yahya Sinwar menggantikan Ismail Haniyeh sebagai Kepala Hamas di Jalur Gaza.
Perubahan ini membuat Meshaal digantikan oleh Haniyeh sebagai Kepala Biro Politik Hamas.
Dikutip dari Reuters, pergantian dari Meshaal ke Haniyeh ini menandai adanya keseimbangan kekuasaan dalam tubuh Hamas dari mereka yang tinggal di luar negeri seperti Meshaal kepada mereka yang tinggal di Jalur Gaza.
Tak cuma itu, penggantian Meshaal juga menawarkan kesempatan untuk pemulihan hubungan antara Hamas dan Iran.
Kedekatan Hamas dan Iran di bawah kepemimpinan Haniyeh sebagai kepala biro politik ditandai dengan diterimanya organisasi tersebut saat pemakaman perwira militer Korps Garda Revolusi Islam, Qassem Soleimani (2020) dan pelantikan Presiden Iran, Ebrahim Raisi (2021) dan Masoud Pezeshkian (2024).
Kendati demikian, Meshaal tetap menjabat sebagai elite Hamas sebagai kepala untuk mengurusi pengungsi dan orang buangan Palestina.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel