TRIBUNNEWS.COM - Badan Intelijen Luar Negeri Israel, Mossad menyebut kalau Yahya Sinwar terbunuh tidak dalam operasi khusus.
"Pemberantasan Sinwar: Itu adalah pertemuan yang sepenuhnya tidak disengaja dengan pasukan kami, Bukan operasi khusus," tulis Mossad di X.
Akun X milik Mossad juga mengunggah potret yang diduga sosok Sinwar.
Awalnya, Pasukan IDF mengidentifikasi 3 teroris di Rafah.
Ynetnews melaporkan, penyergapan itu bermula sekitar pukul 10.00 pagi ketika seorang prajurit Batalyon 450 melihat sosok mencurigakan memasuki dan keluar dari sebuah gedung.
Pada pukul 15.00 waktu setempat, pasukan IDF, menggunakan pesawat nirawak, mengidentifikasi tiga sosok yang meninggalkan gedung, berusaha berpindah dari satu rumah ke rumah lainnya.
Prajurit itu pun memberi tahu komandannya, yang kemudian memerintahkan tembakan sebagai tanggapan.
Dua teroris melarikan diri ke satu gedung.
Seseorang lain, yang merupakan Sinwar tampak melarikan diri ke gedung terdekat dan bersembunyi di lantai dua.
IDF menanggapinya dengan menembakkan peluru tank ke arahnya.
Saat unit Brigade ke-828 IDF mulai menyapu gedung tersebut, dua granat dilemparkan ke arah mereka—satu meledak, yang lainnya tidak.
Baca juga: Reaksi Dunia usai Tewasnya Yahya Sinwar, Joe Biden Sebut Hari Baik bagi Dunia
Penyisiran gedung berikutnya dilakukan saat fajar, ketika pasukan menemukan sesosok mayat dengan ciri-ciri yang dapat dikenali, yang mengarah pada proses identifikasi, yang diselesaikan pada malam hari.
Operasi tersebut merupakan upaya IDF untuk menemukan dan menghancurkan terowongan di Rafah hingga akhirnya membunuh Yahya Sinwar.
Pasukan tersebut mundur dan mengirim sebuah pesawat nirawak, yang mendeteksi sosok yang terluka, dengan wajah tertutup, sedang duduk di sebuah ruangan dan mencoba menjatuhkan pesawat nirawak tersebut dari udara dengan tongkat.