News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Sosok Benjamin Netanyahu, Rayakan Ulang Tahun ke-75 dengan Tangan Berlumur Darah Gaza dan Lebanon

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan pidato di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS), Rabu (24/7/2024).

Sosok Benjamin Netanyahu, Rayakan Ulang Tahun ke-75 dengan Tangan Berlumur Darah Gaza dan Lebanon

 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Pendudukan Israel Benjamin Netanyahu terus menentang organisasi internasional dan hukum hak asasi manusia dengan mempertahankan agresi dan kampanye pemusnahannya terhadap Gaza dan Lebanon.

"Siapakah Netanyahu, yang tangannya berlumuran darah?" tulis ulasan RNTV dalam artikel yang memberitakan soal ulang tahun Netanyahu pada Senin (21/10/2024).

Baca juga: Media Israel: Iran Mencoba Membunuh Netanyahu, Seluruh Tokoh Zionis Berstatus Waspada

Lahir pada tanggal 21 Oktober 1949, dari seorang ayah berkebangsaan Polandia dan seorang ibu berkebangsaan Yahudi Amerika bernama Zila Siegal, Netanyahu mewarisi keyakinan garis keras Yahudi ayahnya dan permusuhan terhadap orang Arab dan Muslim.

Ia telah menjabat beberapa periode sebagai Perdana Menteri Pendudukan Israel.

Netanyahu adalah putra Benzion Netanyahu, seorang akademisi Yahudi dan profesor sejarah Yahudi Ashkenazi.

Kaum Yahudi Ashkenazi tinggal di sepanjang Sungai Rhine di Jerman dan Prancis utara selama Abad Pertengahan dan kemudian bermigrasi ke Palestina setelah Holocaust oleh Nazi Jerman, membentuk Partai Buruh, yang mendominasi politik di Tel Aviv selama tiga dekade.

Pada tahun 1976, saudara Netanyahu, Jonathan, tewas dalam operasi pembebasan sandera dari pesawat yang dibajak di Entebbe, Uganda.

Perdana Menteri Israel Netanyahu selama kunjungannya di Lembah Yordan, Rabu (11/9/2024). (X)

Karier Politik

Setelah menjadi Perdana Menteri pada tahun 1996, Netanyahu menghadapi kejutan dari perlawanan Palestina dalam bentuk serangkaian bom bunuh diri yang dilakukan oleh Hamas di wilayah pendudukan pada tahun 1948.

Knesset, parlemen Israelmemilih untuk menarik kepercayaan dari pemerintahannya, yang berujung pada pemilihan umum dini, yang mana Netanyahu kalah pada pertengahan tahun 1999 dari Ehud Barak dari Partai Buruh.

Setelah itu, ia mengundurkan diri dari kepemimpinan partai Likud, yang memungkinkan Ariel Sharon mengambil alih, dan sempat pensiun dari politik untuk bekerja sebagai konsultan senior untuk sebuah perusahaan telekomunikasi Israel selama dua tahun.

Setelah Sharon terpilih sebagai Perdana Menteri pada tahun 2001, Netanyahu kembali ke dunia politik, awalnya menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan kemudian sebagai Menteri Keuangan.

Namun, ia mengundurkan diri pada tahun 2005 sebagai protes terhadap penarikan pasukan dari Gaza.

Setelah Sharon terkena stroke dan kemudian dicopot dari jabatannya sebagai pimpinan partai Likud, Netanyahu kembali menduduki jabatan perdana menteri.

Masjid Al Aqsa (Al-Arabiya/AFP)

Kebijakan Netanyahu

Netanyahu secara luas mengadopsi kebijakan perluasan permukiman di Tepi Barat, menyetujui berbagai keputusan untuk pembangunan permukiman dan unit perumahan bagi para pemukim di Yerusalem dan Tepi Barat.

Netanyahu juga disokong tokoh-tokoh ekstrem ultranasionalis Israel macam Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich di lingkar pemerintahan sebagai menteri.

Kedua yang kerap mengeluarkan perintah dan keputusan provokatif. Hal yang paling berbahaya dan terbukti oleh Serangan 7 Oktober 2023, serangkaian tindakan penistaan terhadap Masjid Al-Aqsa dengan membiarkan bahkan mendorong pemukim Yahudi memasuki dan beribadah di lokasi suci tersebut.

Anak-anak Palestina di antara reuntuhan bangunan yang dibom Israel di kawasan pengungsian warga Palestina di Rafah, Gaza Selatan. (AFP/Said Khatib/Al Jazeera)

Update Jumlah Korban di Gaza

Netanyahu juga merupakan tokoh di balik pembantaian di Jalur Gaza dalam upaya Israel menerapkan 'collective punisment' atas serangan Banjir Al-Aqsa.

Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan peningkatan jumlah korban tewas setelah Jalur Gaza mengalami 380 hari agresi Pendudukan Israel.

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (20/10/2024), kementerian melaporkan bahwa jumlah martir di wilayah tersebut telah meningkat menjadi sedikitnya 42.603 sejak dimulainya serangan.

Disebutkan bahwa kementerian menerima beberapa jenazah di rumah sakit selama 24 jam terakhir, dan menambahkan bahwa jumlah total yang terluka telah mencapai 99.795 sejak dimulainya agresi di Gaza. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini