TRIBUNNEWS.COM -- Pesawat nirawak Shahed telah menjadi momok bagi militer Ukraina.
Dengan daya jelajah dan ledakannya yang besar, drone buatan Iran yang kini telah diproduksi oleh Rusia tersebut telah menghancurkan ratusan infrastruktur energi dan militer Ukraina.
Belasan ribu Shahed telah diluncurkan Moskow ke Ukraina sejak musim gugur 2022, saat pertama Shahed didatangkan dari Tehran.
Baca juga: Pilot Pengebom Rusia Ditemukan Tewas di Kebun Apel, Apa Dosa Dmitry Golenkov Terhadap Ukraina?
Namun kini, Ukraina telah mengembangkan drone baru yang akan digunakan khusus mengeliminasi UAV andalan Rusia tersebut.
Dilaporkan oleh Telegraph, Kementerian Pertahanan Ukraina telah memproduksi drone 'Sting'.
Drone ini diklaim dapat menghadang dan menghancurkan Shahed menggantikan sistem pertahanan udara konvensional.
Senjata baru Kiev ini dikembangkan oleh kelompok Wild Hornet.
Sting mengikuti desain quadcopter sederhana, dengan kamera dan hulu ledak di bagian tengah, dan jauh lebih terjangkau daripada sistem pertahanan udara tradisional.
'Sting' diproyeksikan memiliki spesifikasi bisa terbang dengan ketinggian 10.000 kaki atau sekitar 3 kilometer dan memiliki kecepatan 100 mil per jam.
Meski Shahed memiliki spesifikasi lebih tinggi yaitu memiliki kecepatan 180 mil perjam, ketinggian 4 kilometer, namun Sting bisa diandalkan untuk mencegatnya.
Baca juga: Zelensky Getol Tuding Korut Kirim Kontingen Perang ke Ukraina, Pentagon: Belum Terkonfirmasi
Drone serang ini dioperasikan dari darat menggunakan kacamata VR.
Selain mencegat Shahed, drone ini adalah pesawat nirawak pertama yang secara khusus dikembangkan untuk menargetkan gudang senjata Shahed milik Rusia.
Moskow kini telah membuat sendiri drone yang sama dengan Shahed yaitu Geran 2. Produksinya drone tersebut bisa mencapai 6.000 unit per tahun di pabriknya di Yelabuga, Tatarstan, Rusia.
Ukraina mencatat serangan drone ini mencapai sebanyak 80 unit per hari sehingga Kiev kewalahan karena hanya bergantung pada senjata pasokan Barat yang mahal.