Kecurigaan Hamas makin besar saat para pemukim ekstremis Yahudi berkumpul di perbatasan Gaza untuk menuntut pemukiman kembali di Gaza.
Patut dicatat bahwa Israel menduduki Jalur Gaza dalam perang tanggal 5 Juni 1967, kemudian terpaksa menarik diri dari sana pada tahun 2005, dan membongkar permukimannya, yang dihuni oleh sekitar 8.000 pemukim Israel.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menegaskan bahwa pemukiman di wilayah-wilayah pendudukan adalah ilegal, dan selama beberapa dekade telah meminta Israel untuk mengakhirinya.
PBB juga memperingatkan bahwa hal ini akan melemahkan peluang untuk mengatasi konflik sesuai dengan prinsip solusi dua negara.
Isi Obrolan Blinken-Netanyahu
Adapun Amerika Serikat (AS) yang selama ini menganggap dan memposisikan diri sebagai 'polisi dunia' malah cenderung tutup mata dan membela Israel.
Dalam kunjungan terbaru Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken ke Israel misalnya, si polisi dunia secara terang-terangan menyatakan jaminannya terhadap eksistensi Israel.
Pertemuan Blinken dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu itu terjadi pada Selasa (23/10/2024), selama kurang lebih dua setengah jam.
Bukan membahas soal rencana terang-terangan Israel mencaplok Gaza, keduanya justru membahas seputar rencana keamanan bagi Israel.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan setelah pembicaraan bahwa Blinken “menekankan perlunya mengambil keuntungan dari keberhasilan Israel” dalam melenyapkan pemimpin Hamas Yahya Sinwar dengan mencapai kesepakatan gencatan senjata yang “menjamin pembebasan semua sandera dan berakhirnya konflik di Gaza.”
AS menyebut ini adalah "Sebuah cara yang memberikan keamanan berkelanjutan bagi Israel.”
Menurut pernyataan Israel, isu ancaman Iran dan perlunya kedua negara bergandengan tangan untuk menghadapinya mengemuka dalam pertemuan tersebut.
Perdana Menteri berterima kasih kepada Menteri Luar Negeri AS karena mendukung negaranya dalam perang melawan poros Perlawanan dan Iran.”
Netanyahu juga memberi pengarahan kepada Menteri Luar Negeri AS mengenai aktivitas tentara Israel di Lebanon, dan perlunya hal tersebut mengarah pada perubahan keamanan dan politik di wilayah utara, sehingga memungkinkan Israel memulangkan penduduknya ke rumah mereka dengan aman.
Pernyataan itu menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri AS menyatakan “keterkejutan mendalam” AS atas upaya Iran, melalui Hizbullah, untuk membunuh Perdana Menteri Israel.
Netanyahu menekankan kalau pelenyapan Sinwar mungkin berdampak positif pada kembalinya orang-orang yang diculik, mencapai semua tujuan perang, dan hari setelahnya.
Sementara itu, Blinken mendesak Perdana Menteri Israel untuk “memanfaatkan” terbunuhnya Sinwar, bergerak menuju gencatan senjata di Gaza, dan mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke Jalur Gaza.
(oln/khbrn/*)