Yang mencolok tidak disebutkan dalam dokumen-dokumen ini adalah target apa yang ingin diserang Israel di Iran, atau kapan.
AS tidak merahasiakan penentangannya terhadap penargetan fasilitas penelitian nuklir Iran atau instalasi minyaknya.
Yang tersisa adalah pangkalan militer, kemungkinan besar milik Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dan milisi Basij yang berafiliasi dengannya, karena kedua institusi ini dipandang sebagai tulang punggung Republik Islam, yang memproyeksikan jangkauan militernya ke luar negeri dan menekan protes rakyat di dalam negeri.
Mengenai waktu, banyak yang memperkirakan Israel telah melaksanakan pembalasan yang dijanjikannya saat ini. Namun pada bulan April, Iran menunggu 12 hari sebelum membalas Israel dengan rentetan 300 pesawat nirawak dan rudal setelah serangan udara Israel menghantam gedung diplomatiknya di Damaskus, menewaskan beberapa komandan senior Garda Revolusi.
Sebagian dari keterlambatan dalam tanggapan Israel kemungkinan besar disebabkan oleh kekhawatiran AS terhadap eskalasi dengan waktu kurang dari sebulan menjelang pemilihan presiden AS.
Apakah informasi tersebut dibocorkan dengan sengaja?
Mungkin ya, oleh seseorang yang ingin menggagalkan rencana Israel.
Iran memiliki kemampuan perang siber yang besar dan canggih sehingga kemungkinan terjadinya peretasan yang bersifat permusuhan juga sedang diselidiki.
Dokumen-dokumen ini, jika asli sebagaimana yang diperkirakan sangat mungkin, menunjukkan bahwa meskipun hubungan pertahanan antara AS dan Israel erat, Washington masih memata-matai sekutunya jika tidak diberi gambaran lengkap.
Mereka menunjukkan bahwa rencana Angkatan Udara Israel untuk melakukan semacam pembalasan jarak jauh terhadap Iran sudah matang dan bahwa mitigasi sedang dilakukan terhadap kemungkinan respons Iran.
(oln/anews/BBC/AFP/*)