TRIBUNNEWS.COM - Ukraina kini menghadapi pembangkangan tentara yang semakin meluas sementara perangnya melawan Rusia masih terus berlanjut dan membutuhkan banyak dukungan logistik mesin perang dan pasuka siap tempur.
Diberitakan Russia Today, prajurit Ukraina semakin berani menolak perintah dan melarikan diri dari posisi pertahanan mereka.
Mereka menuduh pimpinan militer mereka sengaja menugaskan pasukan dan anak buahnya untuk misi bunuh diri, seperti diberitakan surat kabar Spanyol El Pais yang mengutip beberapa perwira Ukraina, Senin, 21 Oktober 2024.
El Pais menyatakan, tentara Ukraina dari empat brigade yang bertempur di dekat pemukiman Kurakhovo yang terkepung di Republik Rakyat Donetsk Rusia.
Mereka mengeluhkan “masa depan perang suram bagi kepentingan mereka karena tidak ada cukup pengganti.”
“Mengapa kita mundur? Karena kami tidak punya rotasi, kami tidak beristirahat, kami mengalami demoralisasi,” kata seorang petugas seraya menambahkan bahwa ada semakin banyak masalah di mana tentara Ukraina melarikan diri dari posisi mereka.
“Saya punya teman, kami memanggilnya Inggris. Dia berperang sepanjang perang di garis depan, di Robotino, Soledar, Kherson... Dia kelelahan, dia tidak tahan lagi dan para komandan tidak memberinya waktu istirahat. Beberapa hari yang lalu dia pergi begitu saja,” kata petugas tersebut.
Seorang sersan Ukraina yang biasa dipanggil Churbanov juga mengatakan kepada media Spanyol bahwa kekurangan tentara telah menjadi masalah terbesar yang dihadapi militer Ukraina, dan mencatat bahwa prajurit sering kali harus menghabiskan tiga bulan di posisi mereka tanpa istirahat atau rotasi.
Prajurit Ukraina lainnya bernama Alexander yang bertugas di Pasukan Pertahanan Teritorial (TRO), juga mengatakan kepada El Pais bahwa brigade TRO ke-116 di dekat Kurakhovo pernah melakukan pemberontakan massal dan menolak mengikuti perintah.
Setelah itu, seluruh brigade dipindahkan ke Wilayah Sumy, tempat Kiev melancarkan serangannya ke Wilayah Kursk Rusia, menurut petugas tersebut.
Sebuah sumber di dinas keamanan Rusia juga telah mengkonfirmasi kepada kantor berita TASS bahwa brigade TRO ke-116 Ukraina memang telah dipindahkan untuk berpartisipasi dalam serangan Kursk sebagai hukuman atas pemberontakan mereka.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-973: Zelensky Marah, Pejabatnya Bantu Warga Hindari Wajib Militer
Menurut sebuah sumber yang dikutip oleh outlet tersebut, Kiev sedang mencoba untuk “memperbaiki situasi di Wilayah Kursk dengan mengorbankan tentara Angkatan Bersenjata Ukraina yang sudah mengalami demoralisasi.”
Alexander juga mengatakan kepada El Pais bahwa ada kasus penting awal bulan ini di mana 100 tentara dari Brigade TRO ke-123 meninggalkan posisi mereka di dekat Ugledar beberapa hari sebelum kota itu direbut oleh pasukan Rusia.