TRIBUNNEWS.COM - Wall Street Journal membuat laporan bahwa Rusia diduga telah membantu pemberontak Houthi Yaman dalam menargetkan kapal-kapal yang melintasi di Laut Merah.
Menurut laporan tersebut, Rusia diduga menggunakan data satelit untuk membantu Houthi pada awal tahun ini.
Sumber anonim yang dikutip dalam laporan tersebut mengatakan bahwa data tersebut diteruskan melalui anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran yang bekerja sama dengan Houthi di Yaman, dikutip dari Greek Reporter.
Data satelit itu disebut digunakan untuk membantu Houthi dalam memperluas serangannya.
Penggunaan data satelit itu diduga mulai dari bulan November tahun lalu.
Sementara itu, publikasi dari WSJ mengatakan bahwa laporan tersebut menyoroti minat Presiden Rusia Vladimir Putin dalam melemahkan apa yang terus disebut Pentagon sebagai tatanan berbasis aturan yang dipimpin AS.
Menurut intelijen Barat, Kremlin awal tahun ini mempertimbangkan untuk mengirim rudal antikapal ke Houthi .
Moskow juga telah memperjelas bahwa mereka menentang keterlibatan Washington di Timur Tengah.
Kejelasan Moskow ini terjadi ketika AS dan Inggris melancarkan puluhan serangan terhadap Houthi, tepatnya pada bulan Januari.
Serangan ini membuat juru bicara Kremlin, Dmitry Peskove geram.
"Kami mengutuk serangan tersebut sebagai tidak sah di mata hukum internasional," kata Peskov, dikutip dari Yahoo News.
Sebagai informasi, Laut Merah telah menjadi medan pertempuran bagi para pengirim barang.
Baca juga: Perang Menjalar dari Eropa ke Timur Tengah, Rusia Kasih Info ke Houthi untuk Serangan di Laut Merah
Banyak kapal komersil di Laut Merah yang menjadi target Houthi.
Langkah ini dilakukan Houthi sebagai solidaritas dengan Palestina setelah Israel memulai perang di Gaza.