TRIBUNNEWS.COM - Israel menyerang Iran pada Sabtu (26/10/2024) dini hari, menewaskan empat tentara Iran.
Pada saat yang sama, Israel juga melancarkan serangan terhadap Irak dan Suriah, dilansir Al Jazeera.
Israel mengatakan serangan tersebut menargetkan lokasi militer dan merupakan respons terhadap serangan dari Iran dan proksinya.
Sementara itu, Iran mengatakan akan terus mempertahankan diri dari serangan Israel terhadap Gaza, Lebanon, serta pejabat Iran.
Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa pihaknya menganggap serangan tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan Piagam PBB.
Ditambahkannya, Iran berhak dan berkewajiban untuk membela diri terhadap tindakan agresif eksternal.
"Iran menekankan penggunaan seluruh kemampuan rakyat Iran untuk menjaga keamanan dan kepentingan vitalnya," ujar kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
"Iran juga menegaskan tanggung jawabnya terhadap perdamaian dan keamanan regional, sambil mengingatkan semua negara di kawasan tentang tugas individu dan bersama untuk melindungi perdamaian serta stabilitas regional."
Kata Analis
Menurut Nour Odeh dari Al Jazeera yang melaporkan dari Amman, Yordania, para analis mengatakan bahwa kerusakan yang mungkin terjadi akibat serangan hari Sabtu memberikan Iran "penyangkalan yang masuk akal" dan ruang untuk tidak membalas.
Beberapa pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya memberi tahu media Israel bahwa hal ini dimaksudkan untuk memungkinkan situasi terkendali ke depannya, kata Mohammed Jamjoom dari Al Jazeera yang melaporkan dari Amman.
Sementara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pihaknya berhak untuk menanggapi, waktu dan sifat serangan potensial masih belum jelas.
Baca juga: Peneliti Amerika: Foto Satelit Tunjukkan Israel Serang Gedung Bekas Uji Coba Nuklir dan Rudal Iran
Israel memperingatkan bahwa jika Iran membalas, mereka akan membalas lagi dan memiliki target tambahan yang dapat diserang.
Ditambah The Independent, Iran bisa saja mencoba melakukan pemboman langsung terhadap Israel, meskipun tindakan tersebut berisiko memicu serangan balasan Israel ke wilayahnya pada saat pertahanannya melemah.
Hal itu juga dapat mendorong kelompok militan sekutu Iran seperti Hamas dan Hizbullah untuk mengintensifkan serangan mereka, meskipun keduanya mengalami pukulan serius dalam perang yang sedang berlangsung dengan Israel.
“Iran akan mengecilkan dampak serangan, yang sebenarnya cukup serius,” prediksi Sanam Vakil, direktur program Timur Tengah dan Afrika Utara di lembaga pemikir Chatham House yang berpusat di London.
Ia mengatakan Iran terkekang oleh keterbatasan militer, kendala ekonomi akibat sanksi, dan hasil pemilu AS, yang dapat memengaruhi arah eskalasi lebih lanjut atau upaya diplomatik.
Israel Sebut "Selesai"
Israel mengisyaratkan bahwa serangan pada Sabtu dini hari tersebut adalah akhir dari serangan ini.
"Serangan balasan telah selesai, dan tujuannya telah tercapai," kata juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, setelah serangan itu.
Tidak lama setelah itu, Organisasi Penerbangan Sipil Iran mengatakan bahwa penerbangan komersial akan dilanjutkan setelah sempat dihentikan karena serangan udara.
Toko-toko di Teheran juga sudah buka dan jalan-jalan kembali tenang, meskipun antrean bertambah di pom bensin karena penduduk menimbun bahan bakar.
Pesan Ayatollah Ali Khamenei
Sebelum Israel melancarkan serangannya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dilaporkan telah meminta militer Iran untuk bersiap menghadapi perang dan menyusun rencana untuk menanggapi serangan Israel.
Namun, tindakan Iran bergantung pada seberapa parah serangan Israel.
Iran akan membalas jika Israel menyerang infrastruktur minyak dan energi atau fasilitas nuklirnya, atau jika Israel membunuh pejabat seniornya.
Namun, Iran tidak akan membalas jika Israel hanya menyerang pangkalan militer atau gudang penyimpanan rudal dan drone, menurut The New York Times.
Laporan NYTimes tersebut mengutip empat pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya.
Baca juga: Iran Anggap Israel Terang-terangan Langgar Hukum Internasional, Klaim Pihaknya Berhak Balas
Jika serangan Israel dianggap serius, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) akan mempertimbangkan untuk menembakkan lebih dari 1.000 rudal balistik dan mengganggu aliran pasokan energi global serta pengiriman yang melalui Teluk Persia dan Selat Hormuz.
Proksi Iran di wilayah tersebut, termasuk Hizbullah dan Houthi, juga dapat meningkatkan serangan terhadap Israel.
Meskipun Iran waspada terhadap konflik yang meluas, mereka tidak ingin terlihat lemah atau rentan di mata dunia, terutama setelah pembunuhan sejumlah pemimpin Hamas dan Hizbullah oleh Israel, tambah laporan NYT.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)