TRIBUNNEWS.COM - Dalam suasana ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran pasca serangan rudal pada hari Sabtu (27/10/2024), Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin pun turut buka suara.
Sosok yang juga mengepalai Pentagon atau Departemen Pertahanan AS ini memberikan saran agar Iran tak membalas serangan yang dilakukan Israel tersebut.
Hal ini ia ungkapkan setelah membahas serangan terbaru terhadap Iran tersebut dengan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.
Ia memperingatkan Teheran agar tidak melakukan pembalasan ke Israel bila Iran menghendaki perdamaian di kawasan Timur Tengah.
"Anda tidak boleh membuat kesalahan dengan merespons serangan Israel, yang seharusnya menandai akhir dari pertukaran ini," ungkap Lloyd seperti yang dikutip dari Reuters.
Terkait isi pertemuan antara Gallant dan Lloyd, kedua pejabat pertahanan tersebut mengaku topik perdamaian di kawasan Timur Tengah masih jadi pembahasan utama.
Kedua pihak juga mengaku membahas langkah-langkah diplomatik lainnya dalam pertemuan tersebut.
Langkah diplomatik untuk menurunkan eskalasi di Timur Tengah tersebut termasuk pembebasan sandera, kemungkinan gencatan senjata di Gaza, dan penyelesaian masalah terkait Lebanon.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, Israel meluncurkan serangkaian serangan terhadap fasilitas militer milik Iran pada akhir pekan ini.
Serangan tersebut adalah respons Israel terhadap peluncuran rudal balistik besar-besaran ke wilayah mereka pada awal bulan ini tepatnya pada tanggal 1 Oktober 2024.
Sama dengan serangan Iran di awal bulan Oktober, Israel mengaku peluncuran rudal hanya ditargetkan ke fasilitas militer
Baca juga: Israel Serang Iran, Apa Dampaknya terhadap Harga Minyak Dunia?
Peluncuran rudal ke Iran ini juga dikonfirmasi oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) hanya menargetkan instalasi militer Iran dengan tepat.
Menanggapi serangan tersebut, pihak Kementerian Luar Negeri Iran pun juga telah buka suara.
Kemenlu Iran mengecam tindakan Israel dan mereka menegaskan penolakan terhadap alasan yang diberikan oleh IDF.
Iran kembali menegaskan bahwa peluncuran rudal pada 1 Oktober lalu merupakan aksi pembelaan diri bukan penyerangan.
Adapun peluncuran rudal balistik ke Israel tersebut adalah respons dari Iran terhadap tindakan IDF yang melakukan serangan di wilayah negaranya yang menewaskan Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh,.
Sementara itu terkait anjuran dari Pentagon, hingga saat ini pihak Iran sepertinya belum mempertimbangkan opsi untuk segera melakukan serangan balasan sesegera mungkin.
Biden Berharap Eskalasi Israel-Iran Tak Berlanjut
Sementara itu ditemui di tempat terpisah, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden berharap bahwa serangan Israel akhir pekan ini adalah respons terakhir dari pemerintahan Benjamin Netanyahu ke Teheran.
“Harapan saya adalah ini (serangan ke Iran) adalah yang terakhir dari situasi ini,” pungkas Biden di akhir pernyataannya.
Pesan yang sama juga disampaikan oleh Wakil Presiden AS, Kamala Harris.
Kamala berharap serangan tersebut dapat mendukung proses de-eskalasi di kawasan tersebut.
“Kami sangat teguh bahwa kami harus melihat de-eskalasi di kawasan ini ke depan, dan itu akan menjadi fokus kami.” sebutnya.
Kamala juga menyebutkan bahwa serangan Israel ke Iran pada akhir pekan ini adalah sebuah tindakan yang dapat dibenarkan karena hal itu termasuk wujud pembelaan diri.
“Tentu saja, kami tetap menganggap penting untuk mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri,” tambahnya.
(Tribunnews.com/Bobby)