TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasir Zadeh, mengatakan akan menanggapi serangan Israel meski hanya menyerang Iran dengan peluru di gurun.
“Jika entitas Zionis (Israel) menembakkan peluru ke gurun kita, berarti mereka menyerang sebuah negara kuno dan kuat. Oleh karena itu kami tidak akan memaafkannya," kata Aziz Nasir Zadeh di sela-sela pertemuan pemerintah Iran, Rabu (30/10/2024).
Ia mengatakan tidak ada pesawat tempur Israel yang memasuki wilayah udara Iran dalam serangan Israel pada Sabtu (27/10/2024) lalu.
"Serangan itu tidak menyebabkan cacat apa pun dalam fasilitas produksi militer Iran seperti rudal. Serangan Israel tidak berhasil merusak sistem pertahanan Iran," katanya, seperti diberitakan Al Arabiya.
Sebelumnya, pesawat Israel menyerang situs militer Iran di provinsi Teheran, Elam, dan Ahvaz, namun Iran mengklarifikasi kerusakannya terbatas dan empat tentara terbunuh dalam serangan itu, menurut pernyataan Pertahanan Udara Iran pada Sabtu lalu.
Israel Serang Iran Pakai Wilayah Udara Militer AS
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, mengatakan pasukan Israel telah melakukan serangan terhadap Iran pada Sabtu lalu melalui saluran udara yang disediakan oleh sekutunya, Amerika Serikat (AS) di kawasan itu, termasuk Irak.
Ia mengatakan serangan tersebut diluncurkan dari jarak 100 kilometer dari perbatasan Iran dan Irak, dengan sejumlah rudal udara-ke-permukaan yang membawa hulu ledak ringan menuju beberapa radar perbatasan Irak di provinsi Ilam dan Khuzestan, serta pinggiran kota Teheran.
Sementara itu, pemerintah Irak meyakinkan Iran bahwa mereka tidak akan mengizinkan penggunaan tanah dan wilayah udaranya digunakan untuk menyerang Iran.
Sebelumnya, Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran mengumumkan beberapa jam setelah Israel meluncurkan serangan pada Sabtu lalu.
"Israel menggunakan wilayah udara Irak, yang merupakan milik tentara teroris Amerika dalam serangan yang diluncurkan pada dini hari hari ini terhadap Iran," kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran dalam pernyataannya.
Setelah serangan itu, para pejabat Iran berulang kali mengancam akan membalas Israel.
Baca juga: Iran Naikkan Anggaran Militer Tiga Kali Lipat di Tengah Konfrontasi dengan Israel
Timeline Memanasnya Hubungan Israel-Iran Sejak 7 Oktober 2023
- 10 Oktober 2023 – Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengatakan Iran tidak terlibat dalam serangan gerakan perlawanan Palestina, Hamas, ke Israel pada 7 Oktober 2023 tetapi memujinya sebagai kekalahan militer dan intelijen Israel yang tidak dapat diperbaiki.
- 2 Desember 2023 – Dua anggota IRGC, yang bertugas sebagai penasihat militer di Suriah, tewas dalam serangan Israel.
- 1 April 2024 – Israel meratakan konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Iran dan Suriah menyalahkan Israel atas serangan udara tersebut, yang menewaskan dua jenderal IRGC termasuk Mohammad Reza Zahedi dan lima penasihat militernya.
- 13 April 2024 – Operasi "Janji Sejati", Iran meluncurkan sekitar 200 pesawat tanpa awak peledak dan rudal ke Israel sebagai balasan atas serangan Israel di konsulat Iran di Damaskus.
- 30 Juli 2024 – Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh bertemu Ali Khamenei di Teheran dan menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian.
- 31 Juli 2024 – Ismail Haniyeh dibunuh dalam sebuah ledakan di kamarnya di Teheran. Hamas dan Iran menyalahkan Israel, sementara Ali Khamenei mengatakan Israel akan menerima hukuman keras karena membunuh tamu pentingnya di tanah Iran.
- 27 September 2024 – Sekutu Hamas, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah dibunuh Israel melalui serangan udara di pinggiran Beirut, Lebanon. Israel dan sekutunya selama ini menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan di kawasan itu, termasuk Hizbullah dan Hamas.
- 1 Oktober 2024 – Operasi "Janji Sejati 2", Iran menembakkan hampir 200 rudal ke Israel sebagai tanggapan atas serangan mematikan Israel terhadap warga di Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan para pemimpin IRGC, Hamas, dan Hizbullah.
- 26 Oktober 2024 – Operasi "Hari-hari Pertobatan", Israel meluncurkan serangan udara ke Iran dengan mengerahkan lebih dari 100 pesawat, termasuk pesawat tempur siluman F-35 Lightning II, dan menggunakan amunisi berat. Iran mengklaim serangan itu menyebabkan kerusakan kecil.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 43.020 jiwa dan 101.110 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (28/10/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel