TRIBUNNEWS.COM - Perwakilan tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vasily Nebenzya mengatakan, tindakan sukses sistem pertahanan udara Iran saat serangan Israel baru-baru ini, dapat mencegah jatuhnya lebih banyak korban.
Mengutip PressTV, Nebenzya menyampaikan pernyataan tersebut pada Senin (28/10/2024) selama pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.
Pertemuan ini membahas serangan Israel terhadap Iran pada Sabtu (26/10/2024), yang menewaskan lima orang, termasuk empat perwira Angkatan Darat dan seorang warga sipil.
"Jika bukan karena keberhasilan operasi sistem pertahanan udara Iran yang dalam keadaan siaga tinggi, jumlah korban dan cedera, terutama di kalangan warga sipil, akan sangat berbeda," kata Nebenzya.
Utusan Rusia itu juga memperingatkan bahwa serangan Israel tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga mengganggu situasi yang sudah sangat tegang di Asia Barat.
Dilaporkan sebelumnya pada Sabtu dini hari, pesawat tempur Israel menggunakan wilayah udara yang dikontrol AS di atas Irak untuk menembakkan rudal ke instalasi militer Iran di Teheran, Khuzestan.
Iran mengatakan, serangan itu berhasil dicegat dan dilawan oleh sistem pertahanan udara dan hanya menyebabkan kerusakan terbatas pada lokasi radar.
Nebenzya mengatakan bahwa serangan Israel itu dikoordinasikan dengan AS terhadap sejumlah target Iran.
Ia juga mengkritik AS atas dukungannya terhadap Israel.
"Tindakan Israel menunjukkan bahwa mereka sengaja meningkatkan ketegangan," katanya.
Nebenzya pun memuji seberapa kuatnya Iran untuk menahan diri dalam situasi tersebut.
Baca juga: Minta Iran Jangan Balas Serangan, IDF: Kalau Nekat, Kami Serang Target yang Sebelumnya Dibiarkan
"Menurut pandangan kami, tindakan agresif semacam itu dari pihak Israel ditujukan untuk semakin mengobarkan api perang, tidak dapat diterima, dan perlu dihentikan," kata dia.
Berbicara dalam pertemuan yang sama, duta besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, mengatakan negaranya memiliki hak untuk menanggapi serangan rezim Israel.
“Tanggapan kami akan sesuai hukum dan sepenuhnya mematuhi hukum internasional,” tegas Iravani.