TRIBUNNEWS.COM - Pemilu Amerika tinggal menghitung hari lagi, para Calon Presiden (Capres), Donald Trump dan Kamala Harris terus saja saling melontarkan ejekan satu sama lain.
Kedua kandidat saling meremehkan satu sama lain karena dianggap tidak layak memimpin negara untuk masa jabatan empat tahun mendatang.
Keduanya memanfaatkan kesempatan untuk merayu sebagian pemilih yang belum memutuskan pilihan presiden mereka dalam pemilu dengan hasil perolehan suara yang ketat, dalam beberapa dasawarsa.
Jajak pendapat menunjukkan, persaingan dalam pemilu ini sangat sengit.
Harris dan Trump sama kuat di beberapa negara bagian penting atau hanya unggul sedikit atau berbeda tipis, semuanya berada dalam kisaran margin kesalahan statistik.
Beberapa ribu suara di masing-masing tujuh negara bagian utama bisa terbukti sangat penting.
Mantan Presiden Donald Trump, yang merupakan kandidat dari Partai Republik berkampanye di Pennsylvania, CNN melaporkan.
Pennsylvani merupakan salah satu dari tujuh negara bagian yang menjadi medan pertempuran politik.
Negara bagian ini kemungkinan besar akan menentukan hasil nasional pemilu secara keseluruhan.
Baca juga: Bitcoin Melonjak Tembus Rp1,137 M, Terdorong Optimisme Pasar Atas Kemenangan Trump di Pilpres AS
Trump berupaya menarik perhatian para pemilih Puerto Rico dalam sebuah rapat umum hari Selasa (29/10/2024) di Pennsylvania, setelah seorang komedian menyebut wilayah AS itu sebagai "pulau sampah terapung" dalam rapat umum Trump hari Minggu (27/10/2024).
"Kita ciptakan setiap rekor, Hispanik, Latino, tak seorang pun mencintai komunitas Latino dan Puerto Rico lebih dari saya," kata Trump.
"Saya telah berbuat lebih banyak untuk Puerto Rico daripada presiden mana pun sejauh ini," ucapnya.
"Saya akan memberikan masa depan terbaik bagi warga Puerto Rico dan warga Amerika keturunan Hispanik," lanjutnya.
"Kamala (Harris) akan memberikan kalian kemiskinan dan kejahatan," kata Trump dalam sebuah rapat umum di Allentown, Pennsylvania.