Serta memberikan bantuan dan dukungan, memfasilitasi rekonstruksi, dan mencapai kesepakatan pertukaran tahanan yang serius.
Saat menyinggung kondisi mengerikan di Gaza utara, pejabat Hamas tersebut menggarisbawahi bahwa orang-orang di daerah tersebut menghadapi genosida yang belum pernah terlihat dalam sejarah modern, selama lebih dari tiga minggu berturut-turut.
Ia mencatat, hal ini terjadi sementara dukungan AS dan Barat terhadap pendudukan Israel terus berlanjut dan di tengah "kondisi pengkhianatan resmi Arab dan Islam yang telah mencapai tingkat ketidakmampuan untuk menghentikan agresi dan mengirimkan bantuan makanan dan medis, atau mematahkan blokade terhadap Gaza untuk menyelamatkan rakyatnya".
Dalam konteks ini, Abu Zuhri meminta para pemimpin negara-negara Arab dan Islam untuk "mengumumkan keputusan bersejarah yang sepadan dengan keadilan perjuangan Palestina, legitimasi hak-hak rakyat Palestina, dan besarnya pengorbanan dan penderitaan mereka".
"Pengumuman ini harus mencerminkan tanggung jawab dan peran politik, kemanusiaan, dan etika, yang melampaui tekanan dan perintah pemerintah AS," pejabat Palestina itu menegaskan.
Ia mendesak pencabutan segera blokade Israel terhadap Gaza utara dan penyediaan makanan, pasokan medis, dan bahan bakar untuk menyelamatkan nyawa ratusan ribu orang dan merawat puluhan ribu orang terlantar dan orang-orang yang terluka.
Selain itu, Abu Zuhri menyerukan tekanan efektif terhadap para pendukung pendudukan Israel agar menghentikan agresinya, dan mendesak negara-negara yang melakukan normalisasi hubungan untuk segera memutuskan hubungan dengan entitas pendudukan.
"Tidak masuk akal jika banyak negara asing mengambil langkah seperti itu sementara sebagian negara Arab kita bersikeras mempertahankan hubungan dan normalisasi dengan pendudukan," tegasnya.
Usulan Mesir
Presiden Mesir Abdel-Fattah El-Sissi pada Minggu (27/10/2024) mengusulkan gencatan senjata awal dua hari di Gaza untuk menukar empat sandera Israel dari Hamas dengan sejumlah tahanan Palestina.
"Segala upaya yang dilakukan bersama seluruh mitra dan saudara merupakan upaya untuk menghentikan perang dan mendatangkan bantuan,"
"Mesir, selama beberapa hari terakhir, telah berupaya meluncurkan inisiatif yang bertujuan untuk meredakan situasi dan menghentikan perang selama dua hari, menukar empat sandera dengan beberapa tahanan di penjara Israel,"
"Kemudian dalam waktu sepuluh hari akan melangsungkan perundingan untuk menyelesaikan prosedur yang mengarah pada gencatan senjata total dan masuknya bantuan,"
"Kami mengatakan bahwa saudara-saudara kita sedang mengalami pengepungan yang sangat sulit hingga mencapai titik kelaparan," papar El-Sissi.
Saat berbicara di Kairo, el-Sissi mengatakan proposal itu juga mencakup pembebasan beberapa tahanan Palestina dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang terkepung.
Mesir telah menjadi mediator utama bersama Qatar dan Amerika.
Ini adalah pertama kalinya presiden Mesir secara terbuka mengusulkan rencana semacam itu, VOA melaporkan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)