Tujuannya adalah untuk memberikan tekanan bagi pembentukan negara Palestina, menurut media resmi.
Mengutip Middle East Monitor, Pangeran Faisal mengumumkan aliansi tersebut di Sidang Umum PBB pada bulan September, dengan menunjukkan aliansi tersebut mencakup negara-negara Arab, Islam, dan Eropa.
Dalam pidatonya saat pembukaan sidang, Pangeran Faisal menegaskan bahwa meningkatnya kekerasan dan pelanggaran Israel di Palestina dan Lebanon, mengharuskan masyarakat internasional mengambil sikap tegas.
Sikap yang diminta Pangeran Faisal untuk dunia adalah mengakhiri pelanggaran yang merusak peluang solusi dua negara dan mendorong ketidakstabilan yang lebih parah.
Ia juga menekankan perlunya gencatan senjata segera dan diakhirinya kebijakan impunitas, sembari menegaskan dukungan Kerajaan terhadap UNRWA dan peran pentingnya dalam menyediakan bantuan kemanusiaan, mengingat tantangan yang dihadapinya di wilayah Palestina yang diduduki.
Baca juga: Netanyahu Merasa Bebas, Israel Bisa Jangkau Wilayah Mana Saja di Iran
Israel Terus-terusan Bunuh Warga Gaza
Sebanyak 47 warga Palestina di Gaza tewas terbunuh dalam pemboman Israel pada Kamis (31/10/2024) malam waktu setempat.
Dikutip dari Reuters, serangan itu terjadi di Kota Deir Al-Balah, kamp Nuseirat dan Kota Al-Zawayda.
Militer Israel mengatakan pasukannya telah mengidentifikasi dan melenyapkan "beberapa orang bersenjata" di Gaza tengah dan telah melenyapkan "puluhan militan" dalam serangan tertarget di wilayah Jabalia, Gaza utara.
Baca juga: Buldoser Israel Hancurkan Kantor UNRWA di Tepi Barat, Tel Aviv Ogah Akui Bertanggung Jawab
Hingga kini, Israel telah membunuh lebih dari 43.000 warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar daerah kantong itu menjadi puing-puing.
Militer Israel menuduh kelompok militan Palestina Hamas menggunakan Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya untuk tujuan militer.
Israel mengatakan "puluhan militan" bersembunyi di sana. Pejabat kesehatan dan Hamas membantah pernyataan tersebut.
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza menyerukan semua badan internasional "untuk melindungi rumah sakit dan staf medis dari kebrutalan pendudukan (Israel)".
Lembaga amal medis Médecins Sans Frontières (MSF) mengatakan bahwa salah satu dokternya di rumah sakit tersebut, Mohammed Obeid, telah ditahan Sabtu lalu oleh pasukan Israel.
Lembaga tersebut menyerukan perlindungan bagi dia dan semua staf medis yang "menghadapi kekerasan mengerikan saat mereka mencoba memberikan perawatan".
(Tribunnews.com/Whiesa)