“Dulu hanya nol atau dua orang dalam 50 tahun terakhir, dan terus bertambah karena orang-orang melihat genosida yang diciptakan Israel dan sistem apartheid yang dijalankannya,” katanya.
Seperti rekan-rekan mereka di seluruh dunia, politisi di AS hanya peduli untuk tetap berkuasa, sehingga mereka dapat mengubah kebijakan mereka jika posisi mereka terancam.
“Jika sentimen publik mengancam akan menyingkirkan beberapa politisi dari jabatannya, seperti dalam pemilihan ini, mungkin, maka mereka akan lebih memperhatikan orang-orang yang mendukung Palestina dan mengubah posisi mereka,” kata Khouri.
“Itu belum terjadi secara signifikan, tetapi telah terjadi dalam skala terbatas, yang merupakan hal yang bersejarah dan penting hal ini terjadi dengan sangat lambat, tetapi fakta hal itu terjadi merupakan hal yang bersejarah,” lanjutnya.
Ia menyebut perubahan ini dan meningkatnya pengawasan terhadap peran AIPAC dalam politik AS sebagai perombakan tembok.
“Beberapa politisi tidak lagi takut mengkritik kebijakan Israel atau menantang pemerintah Amerika,” katanya.
Mengenai publik, Khouri mengatakan rata-rata warga negara Amerika tidak menyadari bagaimana mereka dimanipulasi dan dibohongi dengan pernyataan berlebihan dan penghilangan fakta yang sangat banyak di Timur Tengah.
“Tetapi sekarang ini berubah. Semakin banyak orang Amerika menyadari apa yang dikatakan Israel dan AIPAC kepada mereka tidaklah benar atau dibesar-besarkan, dan mereka menentangnya,” katanya.
Meskipun pemilih Amerika biasanya tidak akan pernah peduli dengan Palestina atau Israel, genosida yang sedang berlangsung di Gaza telah mengubah skenarionya.
“Pemilih Amerika peduli jika pemerintah mereka mendanai dan membiarkan genosida terjadi,” kata Khouri.
“Mereka tidak ingin dikaitkan dengan genosida. Mereka tidak ingin berkolusi dengan genosida. Mereka tidak menyukainya dan mereka menentangnya,” ujar Rami Khouri.(Tribunnews.com/MEMO/Anadolu/Setya Krisna Sumarga)