Sebanyak 47 persen pemilih mendukung Trump berbanding Kamala yang mendapat 46 persen dukungan. Pada 2019, Joe Biden mengungguli Trump di wilayah ini dengan raihan 50 persen.
Sementara exit poll yang dirilis jaringan televisi Fox News menunjukkan 70 persen pemilih menganggap negaranya di jalur yang keliru di bawah Joe Biden.
Sebanyak 63 persen menilai ekonomi Amerika tidak baik-baik saja, dan sebanyak 39 persen menganggap ekonomi dan lowongan pekerjaan adalah persoalan utama.
Persaingan Ketat Kamala-Trump
Dua kandidat yang bertarung di Pilpres AS 2024, Kamala Harris dan Donald Trump bersaing sangat ketat.
Selisih perolehan suara mereka berdasar jajak pendapat terakhir lembaga di Amerika dan survei reaksi pasar sangat-sangat tipis.
Kemenangan kemungkinan besar akan ditentukan swing voters atau undecided voters yang memutuskan pilihan di saat-saat terakhir pemungutan suara.
Kembalinya Donald Trump ke Pemilu AS 2024 sangat berliku. Banyak yang percaya sebelumnya, Trump tidak mungkin dan tidak masuk akal kembali ke bursa.
Ia pernah diuber-uber aparat hukum federal, rumahnya digeledah, dan bahkan pernah dijebloskan ke tahanan walau hanya sebentar.
Setelah lolos pencalonan dan memulai kampanye, Donald Trump nyaris tewas saat seorang penyerang menembaki kepalanya di Buttler, Pennsylvania.
Media terkemuka Amerika, Politico, Senin (4/11/2024), mengurai bagaimana Donald Trump melewati segala rintangan guna merebut kembali Gedung Putih.
Trump agaknya terbantu atau cukup diuntungkan dengan situasi rakyat Amerika, yang umumnya sangat tidak puas dengan arah negara di bawah Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris.
Ekonomi, inflasi, dan imigrasi tetap menjadi isu yang dominan, dan para pemilih mengatakan Trump menanganinya dengan lebih baik selama masa jabatannya.
Meskipun mengakhiri masa jabatan tunggalnya sebagai salah satu presiden yang paling tidak populer dalam 50 tahun terakhir, pemilih mengakui pekerjaan yang dilakukan Trump semasa berkuasa.