Untuk periode keduanya, Trump berjanji akan mengusir jutaan orang asing yang tak punya dokumen resmi dari AS. Ini ia sebut bakal jadi deportasi terbesar dalam sejarah AS.
Menurut Pew Research Center, per 2022 ada 11 juta migran tanpa dokumen resmi di AS. Trump bilang angkanya jauh lebih banyak dari itu.
Banyak pakar telah memperingatkan bahwa deportasi massal migran akan memakan biaya besar dan sulit dilakukan, serta dapat berdampak negatif pada beberapa bidang ekonomi yang mengandalkan para tenaga kerja ilegal itu.
Menurut perkiraan organisasi FWD.us, ada 5,2 juta orang tanpa dokumen resmi di AS selama pandemi yang bekerja di sektor-sektor esensial.
Ini termasuk 1,7 juta orang yang bekerja di keseluruhan rantai produksi dan pemasaran pangan.
Studi Pew Research Center pada 2016 juga menunjukkan 17% pekerja di sektor pertanian dan 13% di sektor konstruksi AS merupakan imigran ilegal.
Lebih lanjut, Trump berjanji bakal menutup perbatasan dengan Meksiko dan terus membangun tembok antara kedua negara. Ini adalah salah satu janji utama saat Trump pertama menjabat presiden AS.
Di akhir masa jabatannya dahulu, Trump mengeklaim berhasil membangun tembok sepanjang kira-kira 727 kilometer, meski sebenarnya hanya 129 kilometer yang benar-benar baru—sisanya adalah renovasi pagar lama.
Trump pun sempat mengusulkan untuk menghidupkan kembali kebijakan yang bakal memaksa para pencari suaka tinggal di Meksiko hingga permohonannya disetujui serta untuk menghapus hak kewarganegaraan bagi anak-anak para imigran ilegal yang lahir di AS.
Ekonomi: Pengurangan pajak, penambahan tarif
Kinerja ekonomi AS yang relatif baik selama pemerintahan Trump sebelum munculnya pandemi Covid-19 menjadi salah satu aspek yang paling menguntungkan pencalonannya pada 2024.
Menurut studi lembaga survei Gallup yang dirilis pada 9 Oktober, 54% pemilih yakin Trump dapat menangani masalah ekonomi lebih baik daripada saingannya Kamala Harris.
Bila menang dan memimpin AS lagi, Trump berjanji akan kembali memotong pajak seperti yang telah dilakukannya dahulu.
Di periode pertama, misalnya, ia memangkas pajak perusahaan jadi 21%—meski ini hanya sementara.