"Itu tidak akan berubah. Kami akan meningkatkan dan memberikannya ke Ukraina," kata juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre.
"Kami memahami betapa pentingnya memastikan mereka memiliki apa yang mereka butuhkan," lanjutnya.
- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky juga menepis seruan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orbán untuk "gencatan senjata".
Ia menyebut seruan Orbán sebagai hal yang "berbahaya" dan "tidak bertanggung jawab".
Zelensky menuduh beberapa pemimpin Eropa, tanpa menyebutkan siapa saja, "dengan kuat" mendorong Ukraina untuk berkompromi.
"Kita butuh senjata yang cukup, bukan dukungan dalam perundingan," kata Zelensky.
Zelensky mendesak sekutu untuk memberi Ukraina lebih banyak sistem pertahanan udara dan mencabut pembatasan untuk menyerang target di dalam Rusia dengan menggunakan senjata jarak jauh Barat.
- Gedung Putih di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden berencana untuk segera memberikan bantuan keamanan senilai miliaran dolar ke Ukraina, sebelum ia meninggalkan jabatannya pada bulan Januari tahun depan.
"Pemerintah berencana untuk terus maju... untuk menempatkan Ukraina pada posisi sekuat mungkin," kata seorang pejabat senior pemerintah yang tidak mau disebutkan namanya kepada Reuters, Rabu (6/11/2024) kemarin.
Politico lah yang pertama kali melaporkan rencana Joe Biden untuk transfer tersebut.
Ketika dimintai komentar oleh Reuters, Gedung Putih tidak segera membalas.
DPR yang akan berakhir masa jabatannya dan dikendalikan Partai Republik terakhir kali menyetujui bantuan untuk Ukraina pada bulan April lalu, termasuk kewenangan bagi Joe Biden untuk mentransfer senjata senilai miliaran dolar dari saham AS.
Bila ditotal, AS telah memberikan setidaknya bantuan militer senilai $9 miliar untuk Ukraina.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)