Bombardemen udara besar-besaran Israel di Lebanon telah berlangsung sejak akhir September terhadap apa yang diklaimnya sebagai fasilitas milik Hizbullah, sebuah peningkatan dalam perang lintas perbatasan selama setahun sejak dimulainya perang Gaza.
Lebih dari 3.100 orang tewas dan lebih dari 13.800 orang terluka dalam serangan Israel sejak Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Israel melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.
Israel Sudah Masuk di Garis Merah
Eskalasi perang Israel-Hizbullah juga ditandai dengan makin dalamnya serangan kedua pihak ke lokasi-lokasi di dalam teritorial kedua negara.
Gerakan Hizbullah Lebanon pada Rabu (6/11/2024) mengatakan kalau mereka menembakkan rudal ke sebuah pangkalan militer di dekat Bandara Ben Gurion, Tel Aviv, ibu kota wilayah pendudukan Israel
Pernyataan Hizbullah dikonfirmasi media Israel yang melaporkan pada Rabu kalau sebuah roket telah mendarat di dekat airport bandara.
Baca juga: Rahasia Hamas Masih Bisa Terus Tewaskan Tentara Israel Meski Diberondong IDF dalam Setahun Perang
Media Israel melaporkan bahwa sebuah rudal jatuh di Bandara Internasional Ben Gurion, dan Saluran 12 Israel mengonfirmasi kalau lalu lintas udara telah terhenti di Bandara Ben Gurion setelah rudal tersebut jatuh.
Otoritas bandara mengatakan penerbangan di bandara sempat berhenti namun operasional akhirnya dilanjutkan seperti biasa.
Sementara itu, polisi Israel mengkonfirmasi bahwa pecahan rudal jatuh di wilayah Tel Aviv, tanpa menimbulkan korban jiwa.
Baca juga: Operation True Promise III, Iran Balas Israel Akhir Pekan Ini? AS Kehabisan Rudal Pertahanan Udara
Pakar militer dan ahli strategi asal Lebanon, Brigadir Jenderal Hassan Jouni, menyatakan Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv merupakan gerbang internasional utama Israel.
"Jatuhnya sebuah rudal di bandara tersebut merupakan “awal dari penargetan wilayah Israel yang berada dalam garis merah",” katanya menganalisis kejadian tersebut dilansir Khaberni, Kamis (7/11/2024).
Menurut Brigadir Jenderal Johnny, Bandara Ben Gurion selama dianggap berada di luar jangkauan penargetan pihak-pihak yang bermusuhan Israel.
"Dengan Bandara Ben Gurion saat ini juga menjadi sasaran dengan rudal yang tepat mencerminkan “konflik yang memasuki tantangan dan eskalasi besar yang sangat berbahaya”," kata Hassan Jouni.
Baca juga: Israel Ingin Rusia Jadi Mediator Perdamaian dalam Perang Lawan Hizbullah, Ini Respons Moskow
40 Hari Kematian Hassan Nasrallah dan Terpilihnya Donald Trump
Dia mengatakan dalam analisis situasi militer di Lebanon, penargetan Bandara Ben Gurion menegaskan kalau pihak yang meluncurkan rudal tersebut (Hizbullah) memiliki rudal strategis yang cerdas.