News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

6 Fakta Qatar Mundur sebagai Mediator Gencatan Senjata Gaza, Alasan hingga Bantahan

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Palestina mengendarai gerobak yang ditarik binatang di Nuseirat, di Jalur Gaza tengah pada 29 April 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung di wilayah Palestina antara Israel dan kelompok militan Hamas. - Berikut ini rangkuman fakta-fakta tentang laporan yang menyebut kalau Qatar mundur sebagai mediator gencatan senjata Gaza. (Photo by AFP)

"Kantor tersebut merupakan saluran komunikasi yang berguna antara pihak-pihak terkait," kata Qatar.

5. Tinjau Perannya sebagai Mediator

Qatar dipercaya oleh tokoh-tokoh senior di kedua belah pihak dan memiliki rekam jejak yang panjang dalam mediasi.

Pada bulan April, Doha sempat meminta para komandan Hamas untuk meninggalkan negara itu, setelah Perdana Menteri, Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, mengumumkan Qatar akan meninjau kembali peran mediasinya.

Mereka menuju Turki, tetapi dalam beberapa minggu Israel dan pemerintah AS telah meminta Qatar untuk membawa mereka kembali guna mengintensifkan negosiasi.

6. Sangkal Mundur sebagai Mediator

Qatar menyangkal laporan media yang menyebut pihaknya telah mundur sebagai mediator.

Doha menjelaskan bahwa 'pekerjaan itu' hanya terhenti sementara.

Dalam pernyataan pada Sabtu (9/11/2024), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Majed bin Mohammed Al-Ansari mengatakan "laporan media yang mengatakan Qatar mundur sebagai mediator perundingan gencatan senjata di Gaza tidak akurat."

Dia menambahkan bahwa Qatar telah memberitahu para pihak 10 hari yang lalu.

Pernyataan itu menyebutkan "Doha akan melanjutkan upaya dengan para mitra ketika para pihak menunjukkan keinginan dan keseriusan mereka untuk mengakhiri perang brutal tersebut dan penderitaan warga sipil yang terus menderita."

Juru bicara Kemlu Qatar itu mengatakan Doha "tidak akan menerima jika mediasi menjadi alasan pemerasan."

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini