News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-994: Rusia Siapkan Serangan Besar di Garis Depan Zaporizhzhia

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ATESH mengungkap posisi Rusia di garis depan Zaporizhzhia pada Selasa, 12 November 2024

Sebuah survei oleh Institut Sosiologi Internasional Kyiv mengungkapkan bahwa mayoritas warga Ukraina menentang menyerahkan tanah apa pun yang direbut Rusia dengan imbalan perdamaian.

"Pada awal Oktober 2024, terlepas dari semua keadaan yang sulit, mayoritas warga Ukraina, 58 persen, menentang konsesi teritorial apa pun," kata survei itu. 

Sementara mayoritas warga Ukraina menjawab tidak ketika ditanya apakah mereka akan menyetujui konsesi teritorial generik.

  • Dukungan presiden Prancis terhadap Ukraina

 Berbicara di Paris bersama kepala NATO, Mark Rutte, Presiden Prancis, Emmanuel Macron melarang keputusan apapun tentang Ukraina tanpa keterlibatan Ukraina.

"Tidak ada yang boleh diputuskan tentang Ukraina tanpa Ukraina, atau tentang Eropa tanpa Eropa," tegasnya.

  • Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyebut kehadiran pasukan Korea Utara bersama Rusia sebagai “eskalasi serius” 

Pernyataan Macron tersebut sependapat dengan  kepala NATO, Mark Rutte.

"Kita harus melakukan lebih dari sekadar mempertahankan Ukraina dalam pertempuran. Kita perlu meningkatkan biaya bagi Vladimir Putin dan teman-temannya yang otoriter dan mendukungnya dengan memberi Ukraina dukungan yang dibutuhkannya untuk mengubah arah konflik … Rusia, yang bekerja sama dengan Korea Utara, Iran, dan Tiongkok, tidak hanya mengancam Eropa … tetapi juga Indo-Pasifik dan Amerika Utara. Jadi, kita harus bersatu," katanya.

  • Jack Teixeira didakwa 15 tahun penjara

Tersangka pembocor data Pentagon, Jack Teixera didakwa selama 15 tahun penjara setelah mengaku bersalah membocorkan dokumen militer yang sangat rahasia di Discord tentang perang di Ukraina.

Seorang Garda Nasiona Udara Massachusetts ini telah meminta maaf atas kesalahannya.

Jaksa awalnya menuntut 17 tahun penjara.

Namun pengacara pembela meminta hukuman 11 tahun karena dianggap "serius dan memadai".

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Perang Rusia vs Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini