“Situasi saya sulit dan kehidupan sehari-hari saya sangat buruk, dan hari ini pemerintah, setelah setahun perang di Gaza, telah menuju ke Lebanon, sehingga kita akan dilupakan dan dikuburkan di Israel," katanya.
Ia juga menyerukan kepada orang-orang Israel untuk melanjutkan dan mengobarkan demonstrasi.
Dia mengakhiri pesannya dengan mengungkapkan kerinduannya terhadap keluarga, teman, dan kehidupannya, serta keinginannya untuk kembali ke rumah dengan selamat, dan menekankan hal ini hanya mungkin dilakukan dengan meningkatkan tekanan pada pemerintah Israel.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 43.665 jiwa dan 103.076 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (12/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Mayadeen.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel