Para ahli berpendapat bahwa invasi darat apa pun di Lebanon dapat membalikkan keadaan ke arah yang menguntungkan Hizbullah.
Rizk merujuk pada pidato terbaru pemimpin Hizbullah, yang menyatakan kelompoknya siap menghadapi serangan semacam itu.
"Invasi darat adalah cara terbaik yang dapat meningkatkan moral Hizbullah setelah mengalami kemunduran beruntun ini. Mereka dapat menimbulkan kerugian besar," kata Rizk, menekankan bahwa keakraban kelompok itu dengan Lebanon selatan menawarkan keuntungan penting melawan pasukan penyerang.
Pembunuhan Nasrallah tidak menyurutkan tekad Hizbullah, tambahnya.
“Faktanya, hal ini bahkan mungkin meningkatkan semangat juang dan moral karena para pejuang Hizbullah kini akan melihat diri mereka lebih bertekad melawan musuh ini.”
Sementara Hizbullah terus melepaskan rentetan roket ke Israel, kelompok tersebut juga tetap menjadi “kekuatan tempur yang sangat kuat” di lapangan.
Samer Jaber, seorang peneliti PhD di Royal Holloway, Universitas London, dan seorang pakar Timur Tengah, setuju dengan penilaian kekuatan Hizbullah ini.
Dia mencatat kalau Hizbullah juga memiliki keuntungan dari infrastruktur bawah tanahnya yang luas, bersama dengan pengetahuannya tentang medan negara tersebut.
"Hizbullah telah membangun jaringan dan infrastruktur bawah tanah yang dirancang untuk mendukung konfrontasi berkepanjangan dengan pasukan Israel. Hal ini memberikan perlawanan Lebanon keunggulan taktis dan strategis dari sudut pandang operasional," jelas Jaber.
Sebaliknya, pasukan Israel terutama dilatih untuk peperangan konvensional, dengan perpaduan taktik kontrapemberontakan perkotaan yang dikembangkan AS. Asimetri ini dapat menyebabkan perlawanan sengit yang menguntungkan pejuang Hizbullah, tambahnya.
Pelajaran dari Perang Sebelumnya
Merenungkan konflik sebelumnya antara Hizbullah dan Israel, Jaber menunjukkan perbedaan utama antara perang tahun 2006 dan situasi saat ini.
“Pada tahun 2006, Hizbullah memiliki kemampuan rudal yang terbatas, hanya mampu menargetkan lokasi di Haifa dan Israel utara. Hizbullah terutama mengandalkan taktik gerilya dan konfrontasi langsung dalam wilayah terbatas, dengan sebagian besar pertempuran terjadi di wilayah Lebanon di Lebanon selatan.”
Saat ini, persenjataan rudal Hizbullah lebih canggih, dengan kemampuan untuk menyerang di mana saja di Israel, mengalihkan sebagian medan perang ke wilayah Israel.