Pertemuan tersebut, dimaksudkan untuk melambangkan rekonsiliasi antara Turki dan Israel.
Namun, setelah serangan 7 Oktober 2023 dan perang Israel-Hamas yang terus berlanjut di Gaza, Turki semakin keras mengkritik pemerintah Netanyahu.
Hal ini menyebabkan serangkaian tindakan, termasuk langkah hukum dan sanksi perdagangan, terutama setelah pemilihan lokal di Turki di mana Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di bawah Erdogan dihukum sebagian karena tanggapannya yang dianggap lemah terhadap perang di Gaza.
Sejak September, perdagangan Turki dengan Israel yang berlangsung melalui negara ketiga dan Palestina telah memicu kampanye tekanan publik oleh oposisi.
Oposisi menuduh Erdogan gagal menutup celah sehingga memfasilitasi interaksi yang berkelanjutan dengan Israel.
Update Perang Israel-Hamas di Gaza dan Israel-Hizbullah di Lebanon
Sementara itu, berikut perkembangan terbaru mengenai situasi di Timur Tengah, mengutip Al Jazeera.
- Israel kembali menargetkan pinggiran selatan Beirut, dengan melancarkan sedikitnya empat serangan udara.
- Untuk pertama kalinya, Hizbullah mengatakan telah menyerang markas besar tentara Israel dan Kementerian Pertahanan di pusat kota Tel Aviv dengan pesawat nirawak bunuh diri.
- PBB mengatakan Israel hanya mengizinkan satu misi bantuan memasuki Gaza utara yang terkepung bulan ini dan menyerang tempat perlindungan tempat pasokan didistribusikan tak lama setelahnya.
- Genosida Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 43.712 warga Palestina dan melukai 103.258 orang sejak 7 Oktober 2023.
- Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu, dan lebih dari 200 orang ditawan.
- Di Lebanon, sedikitnya 3.365 orang tewas dan 14.344 orang terluka dalam serangan Israel sejak perang di Gaza dimulai.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)