Termasuk seorang pria berusia 60 tahun yang dalam kondisi parah akibat tembakan roket di Israel utara.
Selain korban luka, serangan itu menyebabkan kerusakan pada bangunan perumahan di Haifa dan sebuah pabrik di Ma’alot-Tarshiha.
Dari rekaman video yang disiarkan televisi memperlihatkan sebuah apartemen di Tel Aviv rusak akibat terkena tembakan roket.
3. Rilis Gambar 'Beirut Vs Tel Aviv', Hizbullah Ancam akan Hancurkan Israel
Hizbullah memperingatkan Israel pada Minggu (24/11/2024), setelah Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, mengatakan akan membalas pemboman Israel di Beirut, ibu kota Lebanon.
Naim Qassem mengatakan Hizbullah akan membalas dengan serangan yang sama di Tel Aviv.
"Kita tidak bisa membiarkan ibu kota berada di bawah serangan musuh Israel kecuali kita harus menanggung akibatnya, dan akibatnya adalah Tel Aviv, dan saya harap musuh memahami masalah ini tidak boleh dibiarkan begitu saja," kata Naim Qassem dalam pidatonya, Rabu (20/11/2024).
Media militer Hizbullah menerbitkan gambar "Beirut vs Tel Aviv" yang menunjukkan dampak kehancuran akibat jatuhnya roket di jalan raya di Israel, dengan tanda-tanda yang menunjukkan jalan menuju wilayah Israel, termasuk Tel Aviv, selain tanda peringatan jatuhnya roket.
Baca juga: Media Israel: Klaim Kemenangan Netanyahu Atas Hizbullah Terjadi Saat Utara Benar-benar Lumpuh
Hal ini bertepatan dengan bunyi sirene di Tel Aviv, dan tentara Israel memantau rudal yang diluncurkan dari Lebanon menuju pusat kota itu.
4. Tentara Korea Utara Telah Menyebar di Ukraina, Menyamar Jadi Penduduk Asli Timur Jauh
Bukan hanya di Kursk, pasukan Korea Utara telah dikerahkan ke berbagai wilayah di Ukraina.
Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, Anatoly Bargilevich mengatakan, pasukan tersebut telah masuk ke wilayah Mariupol dan Kharkiv.
Ribuan tentara Kim Jong Un tersebut masuk ke wilayah Ukraina tersebut terdiri dari prajurit infanteri, kru mortir, serta teknisi drone (UAV) untuk bertempur dengan Ukraina.
"Mereka sebagian besar adalah unit gabungan senjata. Mereka menyamar sebagai penduduk asli Timur Jauh. Dengan dokumen yang sesuai. Mereka siap untuk melakukan operasi di wilayah Eropa," kata Bargilevich dikutip dari Strana.
CNN melaporkan bahwa di Mariupol, mereka ditempatkan terpisah dari unit Rusia yang mereka dukung. Selain itu, menurutnya, para spesialis DPRK tinggal terpisah dari Rusia - dengan tempat, makanan, musik, dan film mereka sendiri.
(Tribunnews.com)