Selain pasukan tempur, Korut turut mengirimkan sejumlah jenderal ke medan perang untuk membantu Rusia melawan Ukraina.
Publik menuduh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menjual pasukannya untuk perang agresi yang ilegal.
Lantaran kehadiran tentara Korut hanya dianggap sebagai martir perang bagi Rusia dalam menghadapi serangan Ukraina.
Namun ditengah munculnya stigma negative tersebut, prajurit Korut justru merasa tidak sedih, mereka justru banga karena mendapat kesempatan melihat dan menjajal berbagai alat tempur canggih milik militer Rusia.
Prajurit Korea Utara juga mengaku mendapatkan perlakuan istimewa bak keluarga saat tiba di Rusia.
Para prajurit justru memandang misi khusus ini sebagai bagian tur langka yang dapat menghasilkan banyak uang.
“Mereka hanya akan menganggapnya sebagai suatu kehormatan untuk dipilih sebagai orang-orang yang akan pergi ke Rusia di antara banyak tentara Korea Utara,” kata Lee Woong-gil, mengutip dari APNews.
(Tribunnews.com / Namira Yunia)
Soal BAB 4 Matematika Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Beserta Kunci Jawaban, Pengukuran Luas dan Volume
KPU Sabu Raijua Klarifikasi Dokumen Krisman Riwu Kore yang Tersebar di Media Sosial - Pos-kupang.com