TRIBUNNEWS.COM - Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah sepertinya tak berarti kedua belah pihak menurunkan tensi ketegangan.
Hal ini bisa dilihat dari tudingan liar terbaru dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kepada Hizbullah pada Senin (2/12/2024), awal pekan ini.
Alih-alih mencoba menurunkan tensi di saat gencatan senjata terjadi, IDF memprovokasi Hizbullah dengan tudingan keras yang disampaikan ke media massa.
Tindakan tersebut, tercerminkan dari ucapan Juru Bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari, saat ia berbicara kepada Sky News Arabia.
Hagari mengeklaim, pihaknya telah melihat Iran diam-diam mengirimkan bala bantuan ke Hizbullah melalui Suriah agar tak terdeteksi.
IDF mengeklaim, aksi Iran yang memberikan tambahan amunisi senjata tersebut dilakukan pada akhir pekan lalu.
Israel menuding Iran melakukan aksinya tersebut, saat pemerintah Suriah lengah mengatasi aksi teror kelompok anti pemerintah Hayat Tahrir Al Sham yang melakukan serangan akhir pekan lalu.
"Kami memantau dengan cermat apa yang terjadi di Suriah. Kami melihat bahwa rezim Iran mengirimkan bala bantuan ke Suriah," kata Hagari kepada media tersebut.
Hagari juga buka suara terkait panasnya situasi politik Suriah yang dipicu aksi pemberontak antipemerintah yang menguasai Aleppo awal pekan ini.
Hagari menilai, IDF untuk saat ini tak akan mencampuri urusan di Suriah tersebut.
"Suriah milik orang Suriah dan apa yang terjadi di Suriah adalah urusan Suriah, bukan Israel," tegas Hagari.
Baca juga: Mantan Jenderal IDF Akui Israel Lakukan Kejahatan Perang dan Pembersihan Etnis Rakyat Palestina
Hagari mengaku, fokus IDF di Suriah bukanlah menanggapi aksi para pemberontak, melainkan untuk terus memantau Iran yang mereka tuding memasok amunisi kepada Hizbullah di Lebanon melalui Suriah.
"Kami akan memastikan bahwa Iran tidak menyelundupkan senjata ke Lebanon dan Hizbullah." lanjutnya.
Menurut Hagari, pemblokiran bantuan senjata dari Iran merupakan kunci dari perdamaian berkelanjutan setelah diumumkannya gencatan senjata dengan Hizbullah.
"Hizbullah telah kalah dalam kampanye ini dan penting untuk memastikan bahwa mereka tidak menerima senjata dari Iran melalui Suriah," tambah Hagari.
"Dan jika mereka mencoba melakukannya, kami akan bertindak sesuai dengan yang terjadi,"
Hagari juga buka suara terkait gencatan senjata antara Israel dengan Hizbullah.
"Rakyat Lebanon dan pemerintah Lebanon harus memastikan bahwa tempat-tempat di Beirut atau di selatan Lebanon bebas dari senjata — tidak di dalam rumah, tidak di halaman rumah, tidak di kamar anak-anak." ungkap Hagari.
Ia juga mengaku, IDF akan berkomitmen untuk terus menaati kesepakatan gencatan senjata yang mereka bangun dengan Hizbullah.
"Kami berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata. Enam puluh hari adalah langkah bertahap untuk memastikan bahwa Hizbullah tidak akan merugikan kami atau melanggar perjanjian seperti yang terjadi pada tahun 2006."
Guna mempertahankan gencatan senjata tersebut, Hagari juga menuntut PBB melalui UNIFIL dan Lebanon untuk ikut berkomitmen menjaga kedamaian.
"Pemerintah Lebanon dan pasukan UNIFIL harus melakukan tugas mereka, ini juga untuk kepentingan mereka. Kami memerlukan periode ini untuk memastikan bahwa tidak ada basis teroris di sana," pungkas Hagari.
(Tribunnews.com/Bobby)