News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Trump Ancam Naikkan Tarif Dagang 2 Kali Lipat bila BRICS Nekat Buat Mata Uang Sendiri

Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perekonomian Indonesia bisa terkena dampak buruk jika Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, jadi merealisasikan ancamannya mengenakan tarif 100 persen ke negara-negara anggota BRICS. BRICS merupakan aliansi ekonomi baru yang dibangun oleh negara-negara Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa atau Afrika Selatan.

Banyaknya negara yang ingin bergabung dengan BRICS ini pun melecut keinginan untuk membuat meta uang baru bagi anggotanya.

Usulan ini pertama kali dilontarkan oleh pemimpin salah satu negara anggota BRICS yakni Luiz Inácio Lula da Silva dari Brasil.

Pada tahun 2023 lalu, Lula yang menjabat sebagai Presiden Brasil mengusulkan pembuatan mata uang bersama bagi anggota BRICS untuk mengurangi ketergantungan pada Dolar AS.

Penggunaan mata uang BRICS dan jaringan perbankan di luar sistem berbasis dolar AS dapat memungkinkan negara-negara anggota seperti Rusia, China, dan Iran menghindari sanksi Barat.

Namun, peluang pembentukan mata uang baru tampaknya kecil mengingat perbedaan ekonomi dan geopolitik di dalam aliansi tersebut.

Berbicara kepada wartawan menjelang pertemuan puncak BRICS di Rusia pada Oktober, Presiden Rusia, Vladimir Putin tak begitu ambil pusing untuk memprioritaskan wacana tersebut.

" Saat ini kita tidak mempertimbangkan masalah ini (Mata uang BRICS)." ungkap Putin kala itu seperti yang dikutip dari CNN>

"Waktunya belum tiba. Kita harus sangat hati-hati dan bertindak secara bertahap, tanpa tergesa-gesa," kata Putin saat ditanya tentang langkah-langkah menuju pengembangan mata uang bersama.

Putin juga menambahkan bahwa kelompok BRICS masih mempelajari kemungkinan penggunaan mata uang nasional yang lebih luas dan meningkatkan koordinasi antara bank sentral mereka untuk mendukung perdagangan.

Selama KTT BRICS pada bulan Oktober, Putin dan pemimpin China, Xi Jinping, berusaha menyampaikan pesan bahwa negara-negara Barat tak sadar bahwa mereka saat ini terisolasi dari pemikiran bahwa "mayoritas global" saat ini mendukung upaya mereka untuk menantang kepemimpinan global Amerika.

(Tribunnews.com/Bobby)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini