News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pasukan Suriah dan Rusia Melancarkan Serangan untuk Hentikan Perluasan Faksi Perlawanan di Suriah

Editor: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang prajurit Tentara Nasional Suriah (SNA) berpose dengan bendera di pesawat setelah menguasai Bandara Militer Kuwairis, sebelah timur Aleppo, saat Operasi Dawn of Freedom, yang diluncurkan untuk mencegah koridor teror PKK/YPG (PKK yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS, dan UE serta YPG yang dianggap Turki sebagai perpanjangan PKK di Suriah) antara Tel Rifat dan Manbij berlanjut, di Aleppo, Suriah pada 01 Desember 2024. Sebagai bagian dari operasi tersebut, SNA telah merebut desa-desa milik Tel Rifat, yaitu Shagoreet, Tebnah, Al-Malikiyah, Kafr Kalbin, Kafr Naya, Miskan, Al-Ghuz, Tatmuras, Tal Anab, Mazraat Hamad, Zouyan, Maaranaz, dan Bukit Zouyan. Mustafa Bathis / Anadolu

"Negara Suriah tengah mengalami fase perang baru yang berbahaya, yang dapat mengakibatkan konsekuensi yang tidak terduga bagi perdamaian dan keamanan regional. Selama tiga belas tahun perang di Suriah telah membawa penderitaan dan kepedihan yang luar biasa bagi rakyatnya. Lebih dari setengah juta warga Suriah telah terbunuh, dan jutaan orang telah menjadi pengungsi dan terlantar di dalam negeri," demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina.

Kementerian tersebut menekankan bahwa penderitaan dan kesulitan yang dialami rakyat Suriah adalah akibat dari rezim Bashar al-Assad, yang selama puluhan tahun tidak hanya menjalankan kebijakan kejam untuk menekan rakyatnya sendiri, tetapi juga mengubah Suriah menjadi tempat uji coba bagi rezim bersama rezim Rusia, Iran, dan pasukan proksi mereka, termasuk Hizbullah.

Mengingat bahwa pada tahun 2016, Assad mengakui aneksasi Rusia atas Krimea, dan setelah invasi skala penuh ke Ukraina pada tahun 2022, ia membantu Rusia dengan mengirimkan tentara bayaran untuk berperang melawan Ukraina.

"Kerja sama militer-teknis yang semakin erat antara Rusia dan Iran telah mengganggu stabilitas situasi keamanan di Eropa dan Timur Tengah. Moskow dan Teheran bertanggung jawab utama atas memburuknya situasi keamanan di Suriah. Kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh rezim Assad, Putin, dan Ayatollah Iran terhadap warga Suriah telah membahayakan kelangsungan hidup Suriah sebagai negara yang bersatu dan merdeka," tegas Kementerian Luar Negeri Ukraina.

Kementerian tersebut menambahkan bahwa otoritas Rusia dan Iran terus melakukan upaya untuk mempertahankan kendali atas rezim Suriah.

Serangan pemberontak di Suriah

Minggu lalu, pemberontak Suriah, yang dipimpin oleh kelompok Islamis dari Hayat Tahrir al-Sham, melancarkan serangan terhadap Aleppo , kota terbesar kedua di negara itu. Rezim Bashar al-Assad berusaha menghentikan kemajuan oposisi dengan dukungan dari pasukan Rusia.

Kemarin, dilaporkan bahwa pemberontak Suriah telah sepenuhnya menguasai Aleppo.

Menurut Reuters, Kremlin menjanjikan Assad dukungan militer tambahan, yang dapat dikirim ke Suriah dalam 72 jam ke depan.

Selain itu, Intelijen Pertahanan Ukraina melaporkan bahwa pasukan Rusia menderita kerugian selama pertempuran di Suriah .

Disebutkan pula bahwa diktator Suriah Assad memecah kesunyian mengenai situasi di negara itu di tengah serangan pemberontak. 

Ia menyatakan bahwa Damaskus mengandalkan bantuan sekutu-sekutunya untuk menghalau kemajuan pasukan antipemerintah.


SUMBER: ASHARQ AL-AWSAT, NEWS UKRAINE

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini