News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Korea

Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Cabut Deklarasi Darurat Militer, Penyebabnya?

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden baru Korea Selatan Yoon Suk-yeol memberi hormat saat pelantikannya di depan Majelis Nasional di Seoul pada 10 Mei 2022. - Yoon dilantik sebagai presiden Korea Selatan dalam sebuah upacara besar di Majelis Nasional Seoul, menjabat pada saat ketegangan tinggi dengan Korea Utara yang bersenjata nuklir. (Photo by JEON HEON-KYUN / POOL / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mencabut deklarasi darurat militer yang diumumkan beberapa jam lalu pada Rabu (4/12/2024) WIB atau Selasa (3/12/2024) waktu setempat.

Hal ini karena anggota parlemen menolak langkah tersebut menyusul sumpah Yoon untuk melenyapkan pasukan "antinegara" dalam tantangan serius terhadap parlemen negara tersebut, yang ia tuduh bersimpati dengan Korea Utara. 

Deklarasi Selasa malam itu ditentang secara vokal oleh juru bicara Parlemen dan bahkan pemimpin partai Yoon sendiri, Han Dong-hoon, yang telah berselisih dengan presiden mengenai penanganannya terhadap skandal baru-baru ini, Reuters melaporkan. 

Tak lama setelah Yoon membuat pengumumannya, orang-orang mulai berkumpul di luar gedung Parlemen, beberapa dari mereka berteriak.

 "Cabut darurat militer!"

Berdasarkan hukum Korea Selatan, presiden harus mencabut darurat militer jika parlemen menuntutnya dengan suara mayoritas. 

Seluruh 190 anggota parlemen yang berpartisipasi dalam pemungutan suara mendukung pencabutan darurat militer.

Rekaman televisi menunjukkan tentara yang ditempatkan di parlemen meninggalkan lokasi setelah pemungutan suara.

Sekretaris Pers Pentagon Mayjen Pat Ryder mengatakan Menteri Pertahanan Lloyd Austin sedang memantau situasi dan bahwa pasukan AS sedang berhubungan erat dengan rekan-rekan mereka di Korea Selatan. 

"Pemerintah AS secara umum tengah menjalin kontak dengan Republik Korea," kata Ryder kepada wartawan. 

Ryder tidak mengetahui adanya perubahan pada postur pasukan untuk 28.500 personel militer AS yang ditempatkan di negara tersebut. 

Baca juga: Apa Itu Darurat Militer yang Terjadi di Korea Selatan? Mengapa Bisa Terjadi?

Dalam pidato yang disiarkan langsung larut malam di YTN, Yoon mengatakan bahwa ia tidak punya pilihan selain mengambil tindakan drastis untuk melindungi kebebasan Korea Selatan dan tatanan konstitusional.

Ia mengatakan partai-partai oposisi telah menyandera proses parlementer dan membawa negara itu ke dalam krisis.

"Saya nyatakan darurat militer untuk melindungi Republik Korea yang merdeka dari ancaman pasukan komunis Korea Utara, untuk membasmi pasukan anti-negara pro-Korea Utara yang tercela yang merampok kebebasan dan kebahagiaan rakyat kita, dan untuk melindungi tatanan konstitusional yang bebas," katanya. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini