Pejabat Tinggi Korea yang Jadi Pembantu Presiden Korsel Siapkan Aksi Pengunduran Diri Secara Massal
TRIBUNNEWS.COM- Para pembantu senior Presiden Yoon Suk Yeol, termasuk kepala stafnya, siap melakukan pengunduran diri secara massal pada hari Rabu, kata kantor kepresidenan, setelah Majelis Nasional memblokir pernyataan mendadak Yoon tentang darurat militer.
Mereka termasuk Chung Jin-suk, kepala staf kepresidenan; Penasihat Keamanan Nasional Shin Won-sik; dan Sung Tae-yoon, kepala staf kebijakan, serta tujuh pembantu senior lainnya.
Tawaran pengunduran diri itu disampaikan setelah Yoon mengumumkan darurat militer pada Selasa malam, menuduh oposisi memiliki "kekuatan anti-negara" yang melumpuhkan jalannya negara dengan mosi pemakzulan dan rancangan undang-undang anggaran yang dikurangi.
Yoon mencabut darurat militer setelah pemungutan suara bulat oleh Majelis Nasional pada Rabu pagi untuk menuntut presiden mencabutnya.
Baca juga: Oposisi Korea Selatan Menuntut agar Presiden Yoon Suk-yeol Diadili, Dituduh Lakukan Pemberontakan
Desakan Pecat Kepala Pertahanan
Pemimpin partai berkuasa desak Yoon untuk memecat kepala pertahanan terkait kegagalan darurat militer
Pemimpin Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang berkuasa mendesak Presiden Yoon Suk Yeol untuk menjelaskan keputusannya yang menyatakan darurat militer dan memecat Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun atas apa yang disebutnya "situasi bencana."