Kepala RS Kamal Adwan, Hussam Abu Safiya mengeluarkan pernyataan yang merinci kekejaman yang terjadi di dalam rumah sakit dan sekitarnya.
Ia menggambarkan situasi di dalam dan sekitar rumah sakit sebagai “bencana”.
“Tidak ada ahli bedah yang tersisa. Satu-satunya tim medis yang melakukan operasi adalah delegasi medis Indonesia dan mereka adalah tim pertama yang terpaksa meninggalkan pos,” jelas Abu Safiya.
Selain melakukan serangan, Tentara Israel juga turut membatasi pergerakan siapa pun yang berada di rumah sakit.
Akibat pergerakan terbatas ini, seorang perawat pengawas di RS Gaza mengatakan mereka kehabisan persediaan medis, termasuk kain kasa steril dan obat-obatan.
“Pasokan air telah terputus dan tidak ada makanan selama empat hari berturut-turut," katanya kepada Swiss Info
Lazzarini dari UNRWA mengatakan orang-orang yang terluka tergeletak tanpa perawatan di rumah sakit yang terkena serangan.
“Tempat penampungan UNRWA yang tersisa sangat penuh sesak, sebagian pengungsi kini terpaksa tinggal di toilet,” katanya.
(Tribunnews.com / Namira Yunia)