"Kami akan terus bersama para pejuang perlawanan Irak untuk menanggapi kejahatan musuh Israel terhadap saudara-saudara kami di Jalur Gaza," lanjut pernyataan Yaman, seraya menambahkan bahwa operasi ini tidak akan berhenti sampai agresi berhenti dan pengepungan di Jalur Gaza dicabut.
Sejak gencatan senjata antara Israel dan Lebanon diumumkan akhir bulan lalu, tentara Yaman terus melakukan operasi angkatan laut serta serangan yang menargetkan wilayah Israel.
Tentara Israel mengumumkan pencegatan rudal balistik Yaman di luar wilayah udara Israel pada hari Minggu.
Hari itu, tentara Yaman menyatakan mereka menargetkan kapal perusak AS dan tiga kapal pasokan dengan rudal dan drone.
Sumber-sumber dalam perlawanan Irak mengonfirmasi minggu lalu bahwa mereka akan melanjutkan operasi untuk mempertahankan Gaza.
“Para pemimpin Komite Koordinasi Perlawanan Irak mengadakan pertemuan penting dan sepakat selama pertemuan tersebut untuk melanjutkan serangan melalui pesawat tanpa awak dan rudal canggih terhadap Israel pada tahap berikutnya, bahkan setelah gencatan senjata di Lebanon,” Kantor Berita Shafaq melaporkan pada tanggal 27 November, mengutip sumber dalam IRI.
Operasi Yaman-Irak bertepatan dengan serangan besar-besaran yang didukung Turki yang dilancarkan oleh kelompok-kelompok ekstremis terhadap Tentara Arab Suriah (SAA) di Suriah utara.
Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang memimpin serangan terhadap Suriah, diketahui memiliki hubungan yang erat dengan Israel.
“Upaya entitas Zionis untuk membuka front sekunder melalui agen-agennya di Suriah, yang bertujuan untuk mengalihkan perhatian dan membubarkan Nexus Perlawanan, tidak akan melemahkan tekad kami,” kata Akram al-Kaabi, sekretaris jenderal Gerakan Al-Nujaba Irak, pada tanggal 3 Desember.
“Fokus kami akan tetap teguh pada Al-Aqsa, dan kami tidak akan goyah dalam mendukung Gaza atau menyimpang dari tujuan utama kami: Pembebasan Palestina yang diduduki,” tambahnya.
(oln/mba/Anws/TC/*)