News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Suriah

Dari Masjid Umayyah di Damaskus, Pidato Kemenangan Al-Julani Berisi Pesan ke Iran, AS, dan Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abu Mohammad al-Julani, Panglima Tertinggi Tahrir al-Sham

"Peringatan ini mencerminkan pemahaman mendalam tentang situasi tersebut. Bahkan sebelum perang darat di Lebanon, Iran telah berulang kali memberi tahu Assad untuk memperkuat pasukannya mengingat meningkatnya ancaman teroris (oleh kelompok yang didukung Turki) dan memberikan saran resmi, tetapi Assad mengabaikan semua peringatan ini."

"Assad juga mulai berpihak pada GCC (negara-negara Arab Teluk) dan mereka menekannya untuk menjauhkan diri dari Iran dan perlawanan."

"Pola ini berlanjut hingga Assad berada di ambang kehancuran. Iran memiliki pejabat tinggi untuk bernegosiasi dengan Assad mengenai komitmen Iran dalam memperkuat posisi Assad."

"Namun, kesalahan strategis yang kritis mendorong Assad menuju kehancurannya: Menaruh harapan pada janji-janji dari para aktor Arab di kawasan tersebut."

"Ketika Iran menyadari keengganan Assad untuk memberikan dukungan lapangan, Iran memutuskan untuk tidak melakukan intervensi langsung tetapi terus membujuknya hingga saat-saat terakhir."

Sayangnya, kata Arya, Assad baru menyadari janji-janji kosong itu ketika sudah terlambat.

Arya juga menyebut beberapa momen penting jelang tumbangnya Assad, yang tidak diekspose banyak media Barat.

  • Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Larijani dilaporkan telah menawari Assad sejumlah syarat yang telah ditetapkan 2 minggu lalu di Damaskus. Bashar tidak setuju dengan syarat tersebut dan bahkan menolak bertemu dengan Larijani—utusan khusus Iran—ketika ia kembali ke Damaskus pada hari Jumat, 6 Desember.
  • Bashar Assad menolak untuk membuka front Golan, meskipun diminta oleh kelompok perlawanan.
  • Pemerintah Assad, setelah menjadi terlalu dekat dengan negara-negara Arab Teluk, telah menerapkan banyak pembatasan pada IRGCQF, hal ini memicu ketidakpuasan.
  • Mantan perwira IRGCQF mengklaim intelijen Iran tahu sejak 2 bulan lalu bahwa kelompok pemberontak di Idlib sedang merencanakan sesuatu. 
  • Ia mengklaim warga Iran berbagi kekhawatiran mereka dengan Turki, tetapi "Turki menipu mereka dan meyakinkan warga Iran bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan—Seharusnya tidak memercayai Turki.
  • Situasi di Suriah belum berakhir dan akan memicu kerusuhan. Terutama antara SDF Kurdi vs kelompok pemberontak yang didukung Turki (misalnya HTS) DAN pertikaian internal di antara kelompok pemberontak.

Iran Terpecah dua Kubu?

Sementara analis Iran lainnya, Fereshteh Sadeghi menilai ada "perpecahan di antara para pembuat kebijakan, penasihat dan bahkan perwira IRGC menjadi 2 kubu:

"Satu kelompok menganggap bahwa tugas Iran adalah melindungi Assad dan membantunya dengan satu atau lain cara. kelompok lainnya (termasuk Presiden Pezeshkian dan anak buahnya) percaya Iran harus menghindari keterlibatan di Suriah.

"Tampaknya jarak yang ditetapkan sendiri oleh Bashar Assad dari Iran, penolakannya untuk membiarkan Front Golan terbuka melawan rezim Zionis pada tahun lalu, kedekatannya dengan UEA dan Rusia juga telah membuat Iran kesal," ujarnya.

"Warga Iran pada tahun lalu dari waktu ke waktu mengeluh bahwa pemerintahan Assad dan tentara Suriah telah membatasi #IRGCQF dan pergerakan atau kegiatan keagamaan kaum Syiah di Suriah."

Apapun kasusnya, kata Sadeghi, ketidakpuasan dan ketidakpercayaan telah menjadi masalah bersama.

"Politisi Iran dalam beberapa hari terakhir memahami bahwa dengan penolakan Assad untuk meminta intervensi, kepergiannya hanya masalah waktu."

"Mereka mengatakan kepada kelompok bersenjata Suriah bahwa Iran tidak akan turun tangan dan sebagai balasannya mendapat jaminan bahwa komunitas dan tempat suci Syiah Suriah akan dilindungi."

Assad di Rusia

Media Pemerintah Rusia TASS mengeklaim bahwa Presiden Suriah Bashar Al Assad berada di Moskwa bersama keluarga.

Ia dan dan anggota keluarganya disebut mendapat suaka di ibu kota Rusia.

"Assad dan anggota keluarganya sudah tiba di Moskwa. Rusia, atas alasan kemanusiaan, (kami) memberi mereka suaka," kata sumber kantor berita itu.

Kini pejabat Rusia sedang menghubungi perwakilan oposisi bersenjata Suriah, yang para pemimpinnya menjamin keamanan pangkalan militer Rusia dan lembaga diplomatik di wilayah Suriah."

Sebelumnya, keberadaan Assad sempat tidak diketahui setelah ia dilaporkan melarikan diri dari Damaskus sebelum pemberontak tiba di sana pada Minggu pagi.

Para pemberontak merebut kantor pusat televisi dan radio negara untuk menyiarkan akhir kekuasaan Assad.

(oln/cnn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini