Menurut media Israel, hal ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap upaya faksi Suriah yang mengambil alih kekuasaan di Damaskus untuk menyerang entitas tersebut.
Rinciannya, Israel melakukan sekitar enam serangan terhadap pangkalan udara yang terletak di utara Suwayda, empat serangan terhadap Brigade ke-90 di dekat jalur perbatasan, dan serangan besar-besaran terhadap sistem pertahanan udara, depot rudal, pabrik pengembangan dan manufaktur di wilayah tersebut, Bandara Mezzeh, dan barak Garda Republik dan Divisi Keempat di kaki Gunung Qasioun.
Laboratorium penelitian ilmiah dan pertahanan di Damaskus, observatorium dan bukit-bukit tinggi yang dianggap sebagai tempat persembunyian penting.
Bashar al-Assad Lari ke Rusia
Diplomat senior Rusia, Mikhail Ulyanov mengatakan Bashar al-Assad dan keluarganya telah tiba di Moskow.
Pernyataan Ulyanov ini membenarkan laporan media sebelumnya bahwa mantan presiden Suriah tersebut telah diberi suaka.
Baca juga: Istana Megah Assad Dijarah usai Rezimnya Runtuh, Koleksi Mobil Mewah Presiden Suriah Ini Terbongkar
Dikutip dari Russia Today, Ulyanov mengatakan kehadiran keluarga Assad di Moskow menunjukkan bahwa "Rusia tidak mengkhianati teman-temannya dalam situasi sulit, tidak seperti AS".
Pada hari Minggu, kantor berita Rusia mengutip sumber diplomatik yang mengatakan bahwa Assad dan anggota keluarganya telah tiba di Rusia.
Mereka dilaporkan diberikan suaka "atas dasar kemanusiaan".
Tentara Suriah mundur saat para jihadis Hayat Tahrir-al-Sham (HTS) dan militan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) maju ke Damaskus dan mengambil alih Ibu Kota Suriah.
Pasukan anti-Assad menyatakan Assad telah digulingkan dan mengklaim kendali atas pemerintahan negara itu.
Baca juga: Video Warga Suriah Jarah Isi Rumah Presiden Bashar al-Assad: AC, Piring, Baju hingga Lemari
Assad setuju untuk mengundurkan diri setelah melakukan perundingan rahasia dengan kelompok bersenjata yang tidak disebutkan namanya dan meninggalkan negara itu.
Assad juga memerintahkan para pejabat untuk melakukan "pengalihan kekuasaan secara damai", kata Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Minggu.
(Tribunnews.com/Whiesa)