Netanyahu menjabat sebagai perdana menteri hingga 1999.
Selama masa jabatannya, ia menandatangani Perjanjian Hebron dan Wye yang memajukan proses perdamaian dengan Palestina.
Dia juga memperluas privatisasi pemerintah, peraturan mata uang yang diliberalisasi, dan mengurangi defisit.
Netanyahu sempat bekerja di sektor swasta saat tak terpilih pada pemilihan Perdana Menteri 1999.
Netanyahu kembali ke dunia politik pada 2002.
Ia menjabat sebagai menteri luar negeri sebelum menjadi menteri keuangan.
Pada 31 Maret 2009, Netanyahu dilantik sebagai perdana menteri untuk kedua kalinya.
Ia kemudian menjabat lagi pada periode berikutnya:
Netanyahu terpilih lagi dalam pemilu 2013, lalu ia kembali memimpin setelah pemilu 2015.
Pada 13 Februari 2018, polisi Israel merilis pernyataan, mereka mengatakan ada cukup bukti dari dua penyelidikan untuk mendakwa Netanyahu atas penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Namun, Netanyahu menepis anggapan akan dikenakan hukuman.
Ia mengatakan di TV akan terus menjadi perdana menteri dan tuduhan itu "tidak akan berakhir dengan apa-apa."
Satu tahun kemudian, Jaksa Agung Avichai Mandelblit mendakwa Netanyahu atas berbagai tuduhan.
Dia juga memegang masa jabatan 2020-2021, lalu Netanyahu kembali menjabat pada Desember 2022 setelah pemilu yang diadakan pada tahun tersebut.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)