News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bagaimana India Mendominasi Catur Profesional?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bagaimana India Mendominasi Catur Profesional?

Untuk mewujudkannya, Shivika mendirikan klub caturnya sendiri di ruang bawah tanah rumah keluarganya. Dari sana, dia ingin membangun infrastruktur catur di ibu kota India.

Ibu pecatur: "Saya berhenti bekerja demi karir Shivika”

Dr. Nidhi Bhasin adalah agen, pendukung dan ibu kandung Shivika. Tanpa sang ibu, Shivika tidak akan seperti sekarang ini. Bhasin dengan penuh semangat mendokumentasikan segala sesuatu yang terjadi di klub catur, untuk media sosial dan untuk dirinya sendiri.

Dia rajin berkeliling membangun jaringan, dan terkenal di kalangan catur, meski tidak menggeluti olahraga tersebut.

Nidhi Bhasin mengaku melepaskan pekerjaannya sebagai dokter gigi demi karir putrinya. "Saya harus mengesampingkan segalanya agar bisa mendampingi Shivika,” katanya kepada DW. "Tidak mudah untuk meninggalkan pekerjaan Anda dan kemudian mengikuti putri Anda kemana pun.”

Namun "ibu yang sangat, sangat bangga” ini tidak menyesali keputusannya. Suaminya, ayah Shivika, bekerja sebagai ahli bedah ortopedi. Sebagian besar pendapatannya diinvestasikan pada catur.

Biasanya, orang tua di India tidak menganjurkan olahraga bagi karir anak, kecuali kriket yang menjanjikan. Baru-baru ini catur juga masuk dalam daftar profesi idaman. Namun, hampir secara eksklusif anak-anak dari kelas menengah dan atas yang berhasil mencapai prestasi dalam catur. Sumber daya finansial, perjalanan, pelatihan, dan waktu tidak diberikan kepada setiap anak di India.

"Di sana, di posisi Gukesh saat ini."

Shivika telah membangun tim catur profesional di sekelilingnya, termasuk seorang psikolog olahraga, ahli gizi dan dua grandmaster catur sebagai pelatih. Dia sudah lama mengalahkan pelatih pertamanya, Yogender Prakash. Dia juga melatih anak-anak di klub catur Shivika.

Semakin banyak klub catur ini didirikan di India, yang konon merupakan asal muasal catur, "permainan para raja". "Di sini mereka percaya bahwa catur ditemukan di India. Masyarakat menerimanya sebagai permainan nasional mereka,” kata pelatih catur Haque Minhajul kepada DW. Dia juga mendapat manfaat dari booming catur di India. Semakin banyak orang tua yang mencari les catur untuk anaknya.

Semakin luas basisnya dan semakin baik pelatihan bagi para pecatur muda di India, semakin besar kemungkinan kisah sukses seperti yang dialami oleh juara dunia baru Gukesh.

Meskipun Shivika memiliki prasyarat terbaik dan telah mengambil beberapa langkah, jalannya menuju puncak masih jauh. Meski begitu, tujuannya jelas. "Saya ingin berada di tempat Gukesh sekarang,” katanya. "Saya ingin bermain untuk Piala Dunia."

Bukan hanya juara dunia catur termuda sepanjang sejarah yang akan datang dari India, tapi juga juara dunia catur putri pertama yang tidak akan menang di kompetisi murni putri, melainkan akan menang melawan putra-putra terbaik.

Diadaptasi dari naskah DW berbahasa Jerman

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini