Pendudukan tersebut ilegal menurut hukum internasional, tetapi Amerika Serikat (AS) mengakui klaim Israel atas Golan selama pemerintahan Trump.
Selama puluhan tahun Israel menguasai beberapa lereng bawah Gunung Hermon, dan bahkan mengoperasikan resor ski di sana, tetapi puncaknya tetap berada di wilayah Suriah.
Setelah melancarkan ratusan serangan udara terhadap aset militer Suriah dan merebut puncak Gunung Hermon, Israel tampaknya memanfaatkan apa yang dilihatnya sebagai momen peluang unik.
Struktur komando Suriah berantakan, dengan posisi-posisi penting tampaknya dibiarkan tak berpenghuni setelah jatuhnya rezim Assad.
Dikutip dari BBC, IDF mengatakan angkatan udara dan angkatan lautnya telah melakukan lebih dari 350 serangan sejak Sabtu malam, menghancurkan sekitar 70-80 persen aset militer strategis Suriah dari Damaskus hingga Latakia.
Baca juga: Suriah di Bawah HTS: Akhir Era Assad dan Babak Baru Timur Tengah
IDF mengatakan, aset-aset itu termasuk pesawat tempur, radar dan lokasi pertahanan udara, kapal angkatan laut, serta persediaan senjata.
"Angkatan Laut beroperasi tadi malam untuk menghancurkan armada Suriah dengan sukses besar," kata Israel Katz.
IDF juga telah memindahkan pasukan darat ke timur dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel ke zona penyangga demiliterisasi di Suriah dan, sekarang diakui, tepat di luarnya.
Katz mengatakan dia telah memerintahkan militer untuk "membangun zona pertahanan steril yang bebas dari senjata dan ancaman teroris di Suriah selatan, tanpa kehadiran Israel secara permanen".
Mantan perwira Angkatan Udara Israel berkomentar dalam posting daring bahwa beberapa serangan yang dilakukan sebagai bagian dari operasi ini didasarkan pada rencana yang dibuat beberapa tahun lalu.
Seorang analis militer mengatakan bahwa beberapa target telah diidentifikasi oleh Israel pada pertengahan tahun 1970-an.
Baca juga: Pemimpin HTS Al-Julani Akan Mencalonkan Diri Jadi Presiden Suriah jika Diminta
Sementara itu, pasukan telah menguasai posisi-posisi di Golan, termasuk puncak Gunung Hermon, menurut media Israel.
"Wilayah itu menjamin kendali strategis atas seluruh wilayah selatan Suriah, yang menimbulkan ancaman langsung bagi Israel," situs berita Ynet mengutip pernyataan Kobi Michael, seorang peneliti di Institut Studi Keamanan Nasional (INSS) Israel.
"Tidak ada titik pandang yang lebih tinggi daripada wilayah Suriah di Golan," lanjutnya.