Serangan ini dianggap sebagai "serangan terberat di pantai Suriah sejak 2012."
Serangan tersebut menghantam sejumlah sasaran strategis, termasuk markas besar unit militer Suriah dan gudang rudal pertahanan udara.
Laporan menyebutkan bahwa ledakan dahsyat yang timbul dari serangan tersebut terdengar hingga jarak 10 km dari lokasi pengeboman.
Saksi mata dari Tartous yang diwawancarai oleh kantor berita dpa menyebutkan bahwa serangan tersebut mengubah malam kota menjadi terang benderang akibat ledakan besar yang mengguncang pangkalan pertahanan udara dan lokasi militer Suriah.
Salah seorang mantan perwira tentara Suriah yang tinggal di kota tersebut menambahkan bahwa ini adalah pertama kalinya Tartous menjadi sasaran serangan udara besar dari Israel.
Suasana panik dan ketakutan menyelimuti wilayah sekitar kota, dengan ledakan yang terdengar di seluruh daerah.
Warga setempat melaporkan ketegangan tinggi setelah serangan tersebut, mengingat dampak besar yang ditimbulkan.
Sejak (8/12/2024), Israel telah meningkatkan serangan udaranya terhadap Suriah, khususnya setelah pemberontak menguasai Damaskus dan penguasa lama Bashar al-Assad melarikan diri ke Moskow.
Serangan tersebut dianggap sebagai bagian dari upaya Israel untuk menghambat pengaruh Iran dan Hizbullah di Suriah.
Ekspansi Pemukiman di Dataran Tinggi Golan yang Dicaplok dari Suriah
Pemerintah Israel pada Minggu (15/12/2024) mengumumkan keputusan untuk melanjutkan ekspansi pemukiman di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Tujuannya adalah menggandakan jumlah populasi Israel di wilayah tersebut, Al Mayadeen melaporkan.
Rencana ini disetujui oleh Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
Baca juga: Aktivitas Militer Rusia di Suriah: Penarikan dari Pangkalan Hmeimim
Netanyahu menyatakan bahwa memperkuat keberadaan Israel di Golan adalah langkah penting untuk memperkuat negara, terutama di tengah ketegangan yang terus berkembang di Suriah.
"Kami akan terus mempertahankannya, membuatnya berkembang, dan menetap di sana," ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan resmi.