News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Korea

Pemimpin Partai Berkuasa Korsel Han Dong Hoon Lepas Jabatan Buntut Pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Partai Kekuatan Rakyat, Han Dong Hoon memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya pada hari Senin (16/12/2024).

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Partai Kekuatan Rakyat, Han Dong Hoon memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya pada hari Senin (16/12/2024).

"Saya akan mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai ketua partai yang berkuasa," kata Han dalam jumpa pers yang diadakan di Majelis Nasional, dikutip dari The Korea Herald.

Meski begitu, Han mengatakan ia tidak menyesal menyerukan suara dukungan pemakzulan presiden Yoon Suk Yeol.

"Runtuhnya Dewan Tertinggi partai membuat saya tidak dapat menjalankan tugas. Pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol menyakitkan, tetapi saya tidak menyesali keputusan saya," tambahnya.

Pengumumannya muncul saat pengadilan konstitusi mengatakan telah mulai meninjau pemakzulan Yoon.

Tidak hanya itu, keputusan ini diambil oleh Han tepat 5 bulan setelah ia terpilih sebagai ketua Partai Kekuatan Rakyat pada 3 Juli 2024.

Awalnya, Han ingin melanjutkan jabatannya meskipun ada seruan agar ia mengundurkan diri dari fraksi yang sebagian besar pro-Yoon dalam partainya.

Menurut beberapa anggota parlemen, Han harus bertanggung jawab dengan seruannya dalam memakzulkan Presiden Yoon.

Akan tetapi, semakin hari ia mendapat tekanan yang cukup besar dan memutuskan untuk mengundurkan diri.

Seruan Pemakzulan Yoon Suk Yeoul

Berawal dari koalisi oposisi yang mengajukan mosi pemakzulan terhadap Yoon atas keputusan darurat militernya yang gagal.

Kemudian muncul fakta bahwa Han termasuk di antara sejumlah politisi yang diperintahkan Yoon untuk ditangkap saat ia mengumumkan darurat militer.

Baca juga: Profil Yoon Suk Yeol, Presiden Korea Selatan yang Dimakzulkan, Sempat Umumkan Darurat Militer

Hingga akhirnya Han memutuskan mendesak anggota parlemen partai berkuasa untuk mendukung pemakzulan presiden.

Menurut Han, Yoon telah menimbulkan bahaya besar bagi demokrasi.

Tentunya hal tersebut sangat mengejutkan.

Pasalnya, Han merupakan sekutu terdekat Yoon dan mantan menteri kehakiman.

Namun Han membela keputusannya dan mengatakan tindakan Yoon merupakan sebuah pengkhianatan.

"Meskipun (darurat militer) dilakukan oleh presiden yang dibentuk oleh partai kami, namun jika disalahpahami bahwa undang-undang darurat militer itu membela yang ilegal dan memobilisasi militer, itu adalah pengkhianatan terhadap negara besar ini,” katanya," dikutip dari The Guardian.

Ia juga takut bahwa keputusan Yoon dapat berdampak negatif bagi warga Korsel.

"Saya takut akan potensi pertumpahan darah antara warga dan tentara jika darurat militer tidak dicabut," jelasnya.

Han mengaku telah berupaya untuk menyelamatkan Yoon dari pemakzulan, namun menurutnya tidak ada pilihan lain.

“Saya sudah berusaha dengan segala cara untuk mencari jalan yang lebih baik bagi negara ini selain pemakzulan, tetapi pada akhirnya saya tidak bisa. Itu semua karena kekurangan saya. Saya minta maaf," ungkapnya.

Pemakzulan Yoon

Parlemen Korea Selatan memberikan suara untuk memakzulkan Presiden Yoon Suk Yeol pada hari Sabtu (14/12/2024).

Pemakzulan presiden Yoon Suk Yeol buntut dari tindakan yang dilakukan Yoon yaitu mendeklarasikan darurat militer pada minggu lalu.

Pemungutan suara di majelis nasional di Seoul menunjukkan 204 anggota parlemen memberikan suara mendukung oposisi untuk memakzulkan Yoon.

Sekitar 85 anggota parlemen memberikan suara menentang.

Sementara tiga surat suara rusak dan delapan dinyatakan tidak sah.

Setelah dimakzulkan, Yoon akan diberhentikan dari jabatannya hingga keputusan akhirnya diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi negara tersebut.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Yoon tepat setelah pemungutan suara tersebut digelar.

"Saya menghentikan sementara perjalanan saya," kata presiden, yang kewenangannya akan segera ditangguhkan, dikutip dari BBc.

Menurutnya, pemakzulan ini bukanlah akhir dari segalanya.

"Meskipun saya berhenti untuk saat ini, perjalanan menuju masa depan yang telah saya lalui selama dua setengah tahun terakhir tidak boleh berhenti. Saya tidak akan pernah menyerah. Saya akan menerima kritik, pujian, dan dukungan Anda dengan sepenuh hati dan melakukan yang terbaik untuk negara ini sampai akhir," jelasnya.

Setelah dimakzulkan, Perdana Menteri Han Duck-soo akan menjabat akan menggantikan tugas Yoon sementara.

(Tribunnews.com/Farrah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini