TRIBUNNEWS.COM - Pengumuman kontroversial diungkapkan oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim di sela-sela kunjungan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra ke Kuala Lumpur pada Senin (16/12/2024) ini.
Hal ini terjadi setelah Anwar Ibrahim menunjuk politisi sekaligus mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra sebagai penasihat pribadinya.
Adapun kapasitas politik Thaksin nantinya adalah membantu Anwar Ibrahim ketika ia menjabat sebagai ketua blok regional Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun depan.
Anwar mengumumkan hal ini selama kunjungan Paetongtarn Shinawatra, yang merupakan putri bungsu Thaksin dan anggota keempat dalam keluarga mereka yang memegang jabatan politik tertinggi di Thailand.
Penunjukan ini menjadi sorotan publik terutama warga Thailand mengingat status Thaksin yang sebelumnya mengalami "pengasingan" politik di Negara Gajah Putih tersebut.
Selama 15 tahun, Thaksin harus tinggal di luar Thailand setelah dinyatakan bersalah atas kasus koruspi, penyalahgunaan kekuasaan, dan konflik kepentingan pada 2008 lalu.
Pada 2023, Thaksin kembali ke Thailand untuk menjalani masa penahanannya yang kemudian mendapatkan sejumlah pengampunan dari Raja Vajiralongkorn.
Menanggapi kontroversi tersebut, Anwar mengatakan, peran Thaksin nantinya akan bersifat informal sehingga tidak melanggar peraturan di Thailand.
"Terima kasih telah menyetujui hal ini karena kami membutuhkan manfaat dari pengalaman seorang negarawan seperti beliau," kata Anwar mengenai Thaksin dalam sebuah konferensi pers bersama Paetongtarn.
Dikutip dari Thairath, sejumlah pengamat menilai penunjukkan Thaksin oleh Anwar diduga untuk menyelesaikan masalah Junta Militer di Myanmar.
Adapun masalah di Myanmar tersebut menjadi tantangan atau program kerja terbesar yang bakal dihadapi oleh Anwar Ibrahim dalam kepemimpinannya di ASEAN pada tahun 2025 mendatang.
Baca juga: Anggota Komisi IX DPR Sebut Persoalan PMI Paling Banyak Terjadi di Malaysia
Menteri Luar Negeri Thailand juga telah mengonfirmasi pada bulan Mei lalu, Thaksin dalam kapasitas pribadinya telah bertemu dengan para oposisi junta Myanmar dalam upaya untuk memfasilitasi pembicaraan.
Thaksin Masih "Aktif" di Dunia Politik Thailand
Meski mengalami pengasingan lebih dari satu dekade, sosok Thaksin yang kini berusia 75 tahun masih menjadi figur dominan dalam politik Thailand.
Meski tak aktif menjabat dalam pemerintahannya, banyak pengamat politik yang menilai pengaruhnya dalam membentuk pemerintahan saat ini masih begitu kuat.
Apalagi sosok Perdana Menteri Thailand saat ini merupakan putrinya sendiri, Paetongtarn Shinawatra.
Pemerintah Thailand melarang Thaksin beraktivitas dalam dunia politik setelah ia dinyatakan bersalah atas penyalahgunaan kekuasaan dan konflik kepentingan pada tahun 2008.
Hukuman ini pula yang membuat Thaksin melakukan "pengasingan" yang ia inisiatif sendiri di Inggris hingga Dubai.
Pada Agustus 2023 lalu, ia kembali ke Thailand secara dramatis setelah mengasingkan diri selama 15 tahun.
Thaksin kemudian dijatuhi hukuman delapan tahun penjara, yang beberapa hari kemudian dikurangi oleh raja Thailand menjadi satu tahun.
Thaksin hanya menghabiskan beberapa jam di penjara sebelum dipindahkan ke rumah sakit dengan alasan kesehatan, di mana ia menghabiskan enam bulan sebelum dibebaskan dengan pembebasan bersyarat pada Februari 2024 lalu.
Sosok yang kontroversial ini sempat bersikeras bahwa dirinya telah pensiun dari dunia politik.
Namun demikian para pesaingnya dalam kalangan kerajaan dan militer skeptis dan percaya bahwa dia masih mengambil keputusan dalam pemerintahan putrinya.
Thaksin juga dituding diam-diam berperan aktif dengan Partai Pheu Thai yang didirikan olehnya dan sering memberikan komentar publik mengenai kebijakan pemerintahan.
Selain itu, Thaksin juga masih menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh berpengaruh di Asia Tenggara seperti mantan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen hingga Presiden Indonesia, Prabowo Subianto.
(Tribunnews.com/Bobby)