Dihantui Hizbullah, Sepertiga Pemukim Yahudi di Israel Utara yang Mengungsi Tak Mau Kembali
Agresi militer tentara Israel (IDF) selama dua bulan sebelum gencatan senjata di sepakati, tidak menghasilkan apapun bagi pelemahan Hizbullah
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Diintai Hizbullah, Sepertiga Pemukim Yahudi di Israel Utara yang Mengungsi Tak Mau Kembali
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh sumber-sumber media Ibrani menunjukkan kalau 33 persen (sepertiga) pemukim Yahudi yang dievakuasi dari Israel utara tidak ingin kembali ke rumah mereka.
Hal itu merujuk pada laporan situs media Israel, Walla, merujuk perkembangan situasi gencatan senjata Militer Israel dengan Gerakan Hizbullah Lebanon yang sudah berlangsung selama sekitar dua pekan.
Baca juga: 2 Pekan Gencatan Senjata, Pasukan Israel Mundur dari Lebanon, Tentara Lebanon Gercep Ambil Alih
Ancaman serangan Hizbullah di waktu mendatang menjadi faktor utama para pemukim Yahudi di wilayah Palestina Utara yang diduduki Israel ini enggan untuk kembali.
Terlebih, agresi militer tentara Israel (IDF) selama dua bulan sebelum gencatan senjata di sepakati, tidak menghasilkan apapun bagi pelemahan kelompok perlawanan Lebanon tersebut.
Saat ini, Israel berhenti sementara berperang dengan Hizbullah.
Ternyata Israel mengalihkan pasukan militernya untuk menyerang Suriah.
Setelah jatuhnya Presiden Suriah Bashar al-Assad, Israel telah merambah Suriah, wilayah tetangganya itu.
Sejak pelarian dramatis al-Assad ke Rusia pada Minggu (8/12/2024), Israel telah menyerang Suriah lebih dari 400 kali meskipun ada protes dari PBB.
Israel melancarkan serangan militer ke zona penyangga yang telah memisahkan kedua negara itu sejak 1974.
Agresi militer Israel terjadi saat negara tersebut mencoba beralih dari 53 tahun pemerintahan keluarga dinasti.
Dalam beberapa bulan terakhir, Israel telah menyerang tetangganya, Lebanon.
Dan juga Israel terus melancarkan perang dan genosida terhadap penduduk Gaza di Palestina.
Namun mengapa Israel kini menyerang Suriah?
Israel telah membenarkan serangannya terhadap Suriah selama bertahun-tahun dengan mengklaim bahwa Israel menghancurkan target militer Iran.