News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Suriah

HTS Jamin Keamanan Pasukan Rusia selama Pindahkan Peralatan Militer, sedang Tahap Negosiasi

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang berjalan melewati kendaraan militer lapis baja Rusia yang hancur yang dipamerkan di Kyiv, pada 21 Agustus 2023, menjelang Hari Kemerdekaan Ukraina, di tengah invasi Rusia ke Ukraina - HTS dan Rusia diketahui sedang dalam langkah pertama negosiasi mengenai kehadian militer Moskow di Suriah pasca-runtuhnya Rezim Assad.

Meskipun pejabat HTS mengakui peran Rusia dalam "pengeboman warga sipil tak berdosa" di Suriah sejak 2015, tampaknya kelompok itu mengambil pendekatan pragmatis terhadap hubungannya dengan kekuatan asing.

Pejabat HTS mengatakan tidak akan ada "garis merah" dalam negosiasi dengan Rusia, yang akan didasarkan pada "kepentingan strategis, bukan ideologi".

Moskow dan HTS sama-sama telah mengambil langkah awal.

Moskow menawarkan bantuan kemanusiaan ke Suriah, yang terperosok dalam krisis ekonomi dan kemanusiaan.

Tapi, tawaran ini ditolak, karena HTS merasa sudah ada beberapa donor asing yang memberikan bantuan.

Dalam pernyataan publik pertamanya sejak ia dipaksa turun dari kekuasaan, Assad mengatakan pada Senin (16/12/2024), tempat perhentian pertamanya setelah melarikan diri dari Damaskus adalah pangkalan udara Khmeimim.

Baca juga: Terowongan Senjata Iran di Suriah Jadi Target Israel, Disebut Tampung Sistem Rudal Canggih

Pejabat HTS mengatakan pemerintah Suriah yang baru akan mengupayakan ekstradisi Assad, atau meminta agar dia diserahkan ke pengadilan pidana internasional.

HTS menambahkan, mereka tidak yakin Rusia akan mengabulkan kedua permintaan tersebut.

Tujuan utama HTS tampaknya adalah membangun hubungan ekonomi dan politik yang baik dengan Rusia dan kekuatan internasional lainnya, yang menurut pejabat HTS akan memberikan legitimasi pada pemerintahan yang baru.

Pejabat tersebut mengutip penarikan pasukan AS yang tergesa-gesa dari Afghanistan pada 2021, sebagai pelajaran tentang apa yang ingin dihindari kelompok tersebut dengan Rusia.

Namun, hal berbeda disampaikan Juru Bicara Pemerintahan Transisi Baru yang ditunjuk HTS, Obeida Arnout.

Arnout meminta Rusia untuk mempertimbangkan kembali perlu atau tidaknya personel militer mereka bertahan di Suriah.

"Saya pikir Rusia harus mempertimbangkan kembali kehadirannya di wilayah Suriah dan kepentingannya," katanya, dikutip dari Euro News.

"Kepentingan mereka terkait dengan rezim Assad yang kriminal. Mereka dapat mempertimbangkan kembali dan mengambil inisiatif untuk menghubungi pemerintahan baru guna menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki permusuhan dengan rakyat Suriah, dan bahwa era rezim Assad akhirnya berakhir," imbuh dia.

Tumbangnya Rezim al-Assad

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini