Sementara di wilayah Kursk, situasi sulit juga terjadi pada prajurit Ukraina.
Media The Economist melaporkan bahwa para prajurit Ukraina akan menjalani masa-masa Natal yang suram di Kursk.
Rusia meningkatkan tekanan, dan mereka memiliki "keuntungan besar dalam hampir semua hal - dalam jumlah, artileri, peralatan. Mereka secara efektif mengganti serangan mekanis dengan infanteri. Ukraina telah kehilangan sekitar setengah dari wilayah yang sebelumnya dikuasainya," tulis publikasi tersebut, mengutip perwira Angkatan Bersenjata Ukraina Mayor Ivan Bakarev.
Ia mengatakan masalah dimulai ketika unit elit Ukraina digantikan oleh yang kurang berpengalaman pada akhir September. Sekarang Rusia mencoba mengepung pasukan utama Ukraina dengan menyerang dari sisi timur dan barat.
"Semua unit di wilayah Kursk telah bertahan," kata Bakarev.
Namun, Zelensky "bertekad untuk mempertahankan wilayah tersebut sebagai alat tawar-menawar," jadi "Ukraina tetap bertahan, meskipun kondisi di permukaan (dan di bawah tanah) menjadi semakin sulit."
"Hujan, lumpur, salju, dingin, lumpur, serangga, cacing, tikus, dan bom luncur," kata Ruslan Mokritsky, seorang sersan di Brigade Serangan Lintas Udara ke-95. Rusia dapat menjatuhkan hingga 40 bom luncur pada satu posisi dalam beberapa jam.
"Di Kursk, kematian selalu dekat; ia praktis memegang tangan Anda."
Publikasi tersebut juga menerbitkan peta keberadaan Ukraina di wilayah Kursk. Peta tersebut menunjukkan wilayah mana yang berhasil direbut kembali Rusia (warna merah dan merah muda).
Publikasi Rusia mengklaim bahwa tentara Rusia sekarang secara bertahap maju ke beberapa arah sekaligus di wilayah Kursk.
Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrsky, juga mengumumkan hari ini bahwa pasukan Rusia telah meningkatkan tindakan ofensif mereka. (Strana/The Economist/Teribunnews.com)