Angka ini turun signifikan dari puncaknya sebesar $16 miliar per bulan pada awal tahun 2022, menurut lembaga pemikir Bruegel di Brussels.
Sebagian besar impor yang tersisa adalah gas alam.
Rusia masih menyumbang 15 persen dari total impor gas Uni Eropa pada tahun 2023.
Angka ini berada di belakang Norwegia dan AS, yang masing-masing menyumbang 30 persen dan 19 persen, serta di depan negara-negara Afrika Utara yang menyumbang 14 persen, menurut data dari Komisi Eropa.
Sebagian besar gas Rusia tersebut, tiba melalui jaringan pipa yang melintasi Ukraina dan Turki.
Di antara pembeli terbesar adalah Austria, Slowakia, dan Hungaria, yang ekonominya sangat bergantung pada bahan bakar tersebut.
Konsumen energi besar termasuk Spanyol, Prancis, Belgia, dan Belanda juga masih mengimpor gas alam cair Rusia melalui tanker.
Sebagian gas tersebut, akhirnya tercampur dengan sumber gas lain di jaringan pipa Eropa.
Hal ini berarti gas tersebut, berpotensi dikirim ke Jerman, meskipun negara tersebut berjanji untuk menghindari gas Rusia.
Keadaan Sekarang
Rusia menyumbang kurang dari 10 persen konsumsi gas Eropa pada tahun 2023, turun dari lebih dari sepertiga sebelum tahun 2022.
Norwegia telah menggantikan Rusia sebagai penyedia gas pipa terbesar di Eropa.
Selain itu, berkat fasilitas baru untuk membongkar LNG, AS kini menjadi pemasok utama bahan bakar cair di Eropa.
Eropa telah mengonsumsi lebih sedikit bahan bakar fosil, sebagian karena beberapa industri mengurangi produksi atau beralih ke barang-barang yang kurang membutuhkan energi.
Baca juga: PGN Perkuat Pemanfaatan Gas Bumi di Kawasan Timur Indonesia Lewat Penandatanganan PJB LNG
Hal ini juga didorong oleh penghematan energi dan rekor pemasangan daya terbarukan.