Rezim Assad bahkan juga memutus hubungan diplomatiknya dengan Pranvis karena negara tersebut diduga mengotaki pemberontakan yang marak terjadi kala Arab Springs berlangsung.
Dikutip dari artikel Guardians pada 7 Desember 2012, Prancis diketahui ikut mendanai Liwa al-Tawhid, kelompok milisi yang memiliki 8.000 personel dan berperang di bawah bendera Pemberontakan Suriah.
Pihak Liwa al-Tawhid kala itu membenarkan bahwa bantuan dana dari Prancis mencukupi kemampuan finansial mereka untuk membeli amunisi tambahan.
Surat kabar Prancis, Le Figaro, kala itu juga melaporkan bahwa penasihat militer Prancis turut menemui kelompok pemberontak Suriah, di suatu wilayah antara Lebanon dan Damaskus
Pada periode tersebut, kelompok HTS yang sebelumnya bernama Jabhat al-Nusra juga dilaporkan ikut menerima kucuran dana dari Paris untuk menggulingkan rezim Assad.
(Tribunnews.com/Bobby)