Warga Suriah Bantu Serahkan Senjata Termasuk ‘Granat Kimia’ ke Pasukan Israel
TRIBUNNEWS.COM - Warga Suriah membantu pasukan Israel mengumpulkan senjata, termasuk granat berisi bahan kimia, sisa perang saudara yang telah berkecamuk di negara Arab tersebut selama lebih dari satu dekade, media Ibrani, melaporkan pada Senin (16/12) kemarin.
Senjata-senjata tersebut diserahkan di desa-desa di atau dekat wilayah yang dikuasai Israel di Suriah, menurut Channel 12 News.
Baca juga: Wilayah Pencaplokan Bertambah, Tentara Israel Umumkan Bentuk 5 Brigade Baru Pasukan Cadangan
“Kami menemukan beberapa senjata berisi bahan kimia,” kata seorang tentara Israel yang tidak disebutkan namanya, yang wajahnya tidak terlihat di kamera, dalam video yang disiarkan media tersebut.
“Anda dapat melihat granat murah berisi bahan kimia, dan Anda harus menambahkan fuse (sekering) untuk mengaktifkannya. Ada kotak berisi granat, dengan bahan kimia yang disebut 'CS,'” tambahnya.
Laporan tersebut menampilkan foto seorang pria berpakaian sipil di dekat senjata.
Laporan tersebut tidak merinci pihak mana di Suriah yang menyerahkan senjata kepada pasukan Israel.
Israel merebut wilayah di Suriah dekat perbatasan bersama setelah runtuhnya rezim Bashar Assad pada 8 Desember.
Kehadiran Pasukan Israel di Suriah diklaim Tel Aviv bersifat sementara dan dirancang untuk menjamin keamanan wilayah perbatasan, menurut Menteri Pertahanan Israel Israel Katz.
Israel juga telah melakukan serangan intensif di Suriah sejak rezim tersebut runtuh, untuk mencegah senjata berbahaya jatuh ke tangan yang salah, tambah Katz.
Baca juga: PBB Cuma Angin Lalu, Israel Obok-obok Suriah, Batalyon 603 IDF Capai Tel Hadar di Pintu Damaskus
Bendera Israel Dicabuti Pasukan PBB
Terkait keberadaan pasukan Israel di Suriah, bendera-bendera Israel di sepanjang zona penyangga Dataran Tinggi Golan di Suriah telah dicabut pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Selasa (17/12/2024).
Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan pasukan perdamaian senantiasa melaksanakan tugas untuk mengamati dan melaporkan apa yang terjadi di zona penyangg aitu.
"Rekan penjaga perdamaian kami di Dataran Tinggi Golan, Pasukan Pengamat Pelepasan PBB (UNDOF), terus melaksanakan mandatnya untuk mengamati dan melaporkan dari posisinya di seluruh wilayah pemisahan," ujar Dujarric, Selasa, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Dujarric menambahkan adanya Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di zona penyangga berdampak serius terhadap UNDOF.