TRIBUNNEWS.COM, SURIAH - Presiden Suriah Bashar Al-Assad bersama istri dan anak-anaknya kabur ke Rusia beberapa saat setelah Suriah jatuh ke tangan pemberontak pada Minggu (8/12/2024) lalu.
Namun jauh sebelum pelariannya, Bashar al-Assad dikabarkan telah mengirim 21 pesawat untuk mengangkut uang sebanyak $250 juta (sekitar Rp 4 triliun) ke Rusia.
Financial Times melaporkan pada 16 Desember 2024 bahwa Bank Sentral Suriah di bawah kendali Bashar al-Assad mengirimkan sekitar $250 juta uang tunai melalui udara ke Moskow .
Uang itu dikirim selama hampir dua tahun lamanya.
Media itu juga menemukan catatan yang menunjukkan bahwa Al-Assad mengangkut uang kertas dengan berat hampir dua ton.
Termasuk uang kertas 100 USD dan uang kertas 500 euro ke bandara Vnukovo (Moskow) untuk disimpan di bank-bank Rusia antara Maret 2018 hingga September 2019.
Catatan perdagangan dari Import Genius, sebuah layanan data ekspor, menunjukkan bahwa pada 13 Mei 2019, sebuah pesawat yang membawa uang kertas senilai $10 juta dari Bank Sentral Suriah mendarat di bandara dengan penerbangan Vnukovo.
Sebelumnya pada bulan Februari tahun yang sama, Bank Sentral Suriah mengirimkan sekitar 20 juta euro dalam bentuk uang kertas 500 euro ke Rusia.
Sebanyak 21 penerbangan dari Maret 2018 hingga September 2019 membawa nilai yang dinyatakan lebih dari 250 juta USD .
Menurut catatan perusahaan data perdagangan yang berbasis di AS, Import Genius, belum ada transfer tunai antara Bank Sentral Suriah dan bank-bank Rusia sebelum tahun 2018, sejak tahun 2012 – setahun setelah perang saudara pecah di Suriah.
Catatan menunjukkan bahwa uang tunai yang ditransfer ke Moskow pada tahun 2018 dan 2019 masuk ke Bank Keuangan Rusia, atau RFK.
Ini adalah bank kredit Rusia yang berkantor pusat di Moskow dan dikendalikan oleh Rosoboronexport, perusahaan ekspor senjata negara Rusia.
Catatan pada bulan Maret 2018 menunjukkan bahwa Bank Sentral Suriah juga mentransfer $2 juta ke bank Rusia lainnya, TsMR Bank.