TRIBUNNEWS.COM, KOREA SELATAN - Menjelang akhir tahunM 2024, warga Korea Selatan berharap akan ada jeda dari kekacauan politik yang melanda negara itu dalam beberapa pekan terakhir.
Korea Selatan dilanda kekacauan politik akhir-akhir ini setelah munculnya darurat militer yang dikeluarkan oleh Presiden Yoon Suk Yeol pada Selasa 3 Desember 2024 lalu.
Sejumlah pejabat negara itu diproses hukum termasuk Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun.
Aksi unjuk rasa terus menghantui negara itu di saat perekonomian tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Tidak berhenti disitu, Presiden Yoon Suk Yeol kemudian diberhentikan dari jabatannya.
Kekacauan politik kian menjadi-jadi setelah Perdana Menteri Han Duck-soo juga ikut dimakzulkan oleh parlemen karena menolak menyelesaikan proses pemakzulan mantan Presiden Yoon Suk Yeol.
Baca juga: Sosok 2 Pramugari Jeju Air yang Selamat dari Kecelakaan, 179 Tewas dari 181 Penumpang
Pesawat Jeju Air Jatuh
Di tengah kekacauan politik di Korea Selatan yang belum menemui titik terang, sebuah pesawat komersial Jeju Air kecelakaan fatal menewaskan 179 orang dari 181 penumpangnya.
Pesawat kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024).
Meski penyebab kecelakaan masih diinvestigasi.
Namun perdebatan kini tertuju pada penyebab kecelakaan apakah karena keberadaan burung yang memasuki mesin pesawat atau penyebab lain.
Kekacauan politik dan jatuhnya pesawat adalah dua peristiwa yang akan memilukan terjadi di Korea Selatan tahun 2024 ini.
Terutama bagi negara yang selama ini terkenal karena kehebatan ekonomi dan budayanya.
Dikutip dari The Guardian, Senin (30/12/2024), dua peristiwa itu tentu saja tidak berhubungan, tetapi tidak mungkin untuk mengabaikan latar belakang politik atas tragedi jatuhnya pesawat itu.